Translate
1. MENYALAHKAN
DIRI SENDIRI
Menyalahkan diri
sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Anda pernah mengalaminya ? Kalau anda
bilang tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia
punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh.
Dia S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk,
pasti
nggak bisa
deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental
diri sehingga bisa mencapai "improper guilty feeling". Jadi walau
yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang "Saya kok
yang memang salah, tidak mampu dsb". Penyakit ini pelan-pelan bisa
membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya
kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan
orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap
wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.
2. TIDAK PUNYA
GOAL / CITA-CITA
Kita sering
terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita
selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan
jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini : Ada anjing jago lari
yang sombong. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya.
Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang:
"Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss....,
kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari
sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak
terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.
"Ah lu, katanya jago lari,
sama kelinci aja
nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang". "Lha dia goalnya untuk
tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih". Kalau "GOAL" kita hanya untuk
"FUN", isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.
3. MEMPUNYAI "GOAL", TAPI NGAWUR MENCAPAINYA
Biasanya dialami
oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, fokus kita juga
salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada
pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan
emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan
seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya :
Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan alias mencuri
4. MENGAMBIL
JALAN PINTAS, SHORT CUT
Keberhasilan
tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke
kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena tidak mengikuti proses. Kalau
kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi,
tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi,
lari keliling Senayan, melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak
ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba-tiba jadi juara
bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu
jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh ? Nggak mungkin !. Karena hal itu melawan
kodrat (masuk akal nowh ikut aja FCM)
5. MENGAMBIL
JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI
Analoginya begini
: Pesawat terbang untuk bisa take-off,
harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take-off,
memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya
cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya
lurus anda cuma pakai kecepatan 50
km/jam, ya nggak
bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?
6. MENGABAIKAN
HAL-HAL YANG KECIL
Dia maunya yang
besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa
struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang
hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang
kecil.cari kerjaan kecil2an dulu
7. TERLALU CEPAT
MENYERAH
Jangan berhenti
kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin
orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah
bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah, karena di saat anda menyerah selangkah lagi adalah kesuksesan
8. BAYANG BAYANG
MASA LALU
Wah puitis
sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa ? Kita selalu penuh memori
kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan
kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak
berani untuk
mencoba lagi. Ini
bisa balik lagi ke penyakit nomer-2. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang
masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang
negatif. Memori kita kadang-kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan.
Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju
kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik ?? Nggak ada kan ?
Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti
ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti
pernah gagal. memori negatif lah yang
menghalangi kesuksesan.
9. MENGHIPNOTIS
DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU
Biasa disebut
Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil
dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi.Sudah puas dengan
sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan: "Saat yang paling
berbahaya datang
bersama dengan
kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang
lengah, mabuk kemenangan. Jangan
terjebak dengan kesuksesan2 yang kecil, karena sasaran kita adalah yang besar.
Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.
Sumber : luvutoo