Translate
FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
43
MODUL 3 : PENGEMBANGAN FASILITAS
DAN PERLENGKAPAN PENJAS
Modul ini secara umum akan membahas kajian tentang fasilitas dan
perlengkapan penjas. Mengapa? Karena dalam pemelajaran penjas sudah
menjadi semacam anekdot bahwa kekurang berhasilan guru penjas dalam
menyampaikan meteri sehingga tidak mencapi tujuan yang diharapkan adalah
karena kondisi dan kelengkapan fasilitas dan perlengkapan penjas yang
dimiliki. Memang itu adalah alasan klasik yang dapat diterima oleh akal
sehat, karena aktivitas pemelajaran penjas selalu berkaitan dengan fasilitas
dan perlengkapan penjas.
Namun kurang lancarnya pembelajaran pendidikan jasmani di sekolahsekolah disamping karena kurang memadainya fasilitas penjas yang dimiliki,
juga karena adanya ketergantungan para guru penjas pada fasilitas yang
standard, serta penyampaian materi pemelajaran dengan pendekatan teknik
sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Hal-hal tersebut menyebabkan
aktivitas pembelajaran yang kurang variatif dan cenderung membosankan
peserta didik.
Sebenarnya untuk pembelajaran penjas, guru dapat berbuat lebih
banyak dan lebih fleksibel dalam menggunakan, memanfaatkan bahkan
mengembangkan atau memodifikasi fasilitas penjas yang akan digunakan.
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pada tingkatan
pendidikan sekolah dasar, pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu
“Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar
yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kamampuan atau kondisi
anak, dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.
Dengan demikian tugas ajar tersebut disesuaikan dengan tingkat
perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
44
Perkembangan atau kematangan dimaksud mencakup fisik, psikis, sosial,
maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi
setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke
arah perubahan yang lebih baik.
Tugas ajar yang diberikan berisi pembelajaran berbagai gerak dasar
umum maupun gerak dasar dominan, yang berdasarkan pada pendidikan
gerak. Dengan upaya tersebut diharapkan peserta didik akan memiliki
pengalaman gerak yang banyak dan beragam, sehingga akan menjadi anak
yang kaya gerak dan serta dapat menumbuhkan kembangkan konsep-konsep
gerak yang variatif, serta pemahaman awal tentang pendidikan gerak yang
kelak dapat menumbuh kembangkan sikap menghargai, menghormati,
keberadaan diri dan lingkungan.
Pengembangan fasilitas dan perlengkapan atletik artinya melengkapi
yang sudah ada dengan jalan mengadakan, memperbanyak, menata fasilitas
dan perlengkapan yang sederhana atau yang dimodifikasi. Tujuannya adalah
untuk memberdayakan anak agar bisa lebih banyak bergerak dalam situasi
yang menarik dan gembira tanpa kehilangan esensi atletik itu sendiri.
Agar fasilitas yang ada dapat digunakan untuk kegiatan atletik secara
optimal, tidak ada salahnya bila lapangan, halaman sekolah, taman, kebun
atau ruangan yang ada, ditata atau dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan. Di sekitar halaman sekolah dapat dilengkapi dengan fasilitas
bermain seperti arena untuk aktivitas menggantung, mengayun, meniti
tangga, dan arena keterampilan lainnya. Jangan lupakan pula fasilitas untuk
tempat duduk, yang mungkin juga dapat digunakan untuk aktivitas
pengembangan kesegaran jasmani seperti naik turun tempat duduk dari
tembok tersebut.
Seorang guru penjas harus menyadari betul posisi dan kedudukan.
Banyak hal yang dapat diperbuat oleh para pendidik penjas untuk
membangun, mendidik, membina, mengajar serta mengembangkan potensi
siswa dari berbagai sisi (bio-psiko-sosio cultural). Artinya melalui aktivitas
pembelajaran atletik potensi-potensi siswa baik potensi fisik yang
berhubungan dengan fisik antropometrik seperti tinggi dan berat badan, FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
45
maupun komponen kemampuan fisik seperti : kekuatan, daya tahan,
kecepatan, kelincahan, keseimbangan, koordinasi dan keterampilannya dapat
dikembangkan. Begitu pula aspek-aspek yang berkaitan dengan psikologis
siswa seperti: sportivitas, tanggung jawab, ambisi, kesabaran, menghormati
orang lain, gigih, rela berkorban, kesungguhan, pantang menyerah, disiplin,
kerjasama, toleransi, dan lain sebagainya dapat dibina, diarahkan,
dikembangkan melalui kegiatan penjas.
Aktivitas atletik itu sendiri dapat terlaksana dengan baik apabila
fasilitas yang dimiliki sekolahnya memadai untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar penjas, yang berarti pula bahwa setiap lahan yang ada di
lingkungan sekolah dapat difungsikan dan dioptimalkan untuk kegiatan atletik.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam pemahaman tentang pengembangan fasilitas dan
perlengkapan penjas. Manfaat yang dapat diperoleh dari modul ini, antara
lain mahasiswa memahami bahwa pengembangan fasilitas dan perlengkapan
atletik harus dilakukan. Selanjutnya mahasiswa betul-betul paham tentang
gagasan dilakukannya pengembanngan/modifikasi fasilitas dan perlengkapan
penjas khususnya atletik.
Modul ini dapat dikuasai dengan baik, apabila mahasiswa dapat
mengikuti alur pemikiran sebagai acuan dalam melaksanakan aktivitas
pemelajaran kelak.
Setelah mempelajari modul ini.
1. Diharapkan mahasiswa memahami urgensi dari pengembangan
fasilitas dan perlengkapan penjas.
2. Diharapkan mahasiswa dapat memahami upaya modifikasi yang
harus dilakukan guna kelancaran aktivitas pemelajaran atletik.
3. Diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan
pengetahuan dan pemahaman tentang tentang keberadaan
fasilitas dan perlengkapan atletik dalam aktivitas
pemelajarannya. FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
46
4. Dengan pemahaman tersebut diharapkan dapat
mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam berbagai situasi
pemelajaran atletik.
5. Diharapkan pula mahasiswa dapat menggali dan
mengembangkan diri dalam merancang, menciptakan, membuat
atau bahkan memproduksi alat dan perlengkapan atletik
modifikasi.
Materi modul ini disusun menjadi tiga kegiatan belajar yaitu:
Kegiatan Belajar 1 ; Pengembangan Fasilitas dan Perlengkapan
Atletik Untuk Pemelajaran Nomor-nomor
Jalan dan Lari.
Kegiatan Belajar 2 ; Pengembangan Fasilitas dan Perlengkapan
Atletik Untuk Pemelajaran Nomor-Nomor
Lompat
Kegiatan Belajar 3 ; Pengembangan Fasilitas dan Perlengkapan
Atletik Untuk Pemelajaran Nomor-Nomor
Lempar
Agar dapat memahami materi modul ini dengan baik serta mencapai
kompetensi yang diharapkan, gunakan strategi belajar sebagai berikut.
1. Bacalah uraian materi setiap kegiatan belajar dengan seksama
2. Lakukan latihan sesuai dengan petunjuk dalam kegiatan ini.
3. Cermati dan kerjakan tugas-tugas, gunakan hasil pemahaman
yang telah anda miliki.
4. Kerjakan tes formatif seoptimal mungkin, dan gunakan ramburambu jawaban untuk membuat penilaian.
5. Nilailah hasil belajar anda sesuai dengan indikatornya.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
47
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGEMBANGAN FASILITAS DAN PERLENGKAPAN ATLETIK
UNTUK PEMBELAJARAN NOMOR JALAN DAN LARI.
A. Pengembangan Fasilitas Pembelajaran Atletik
Kegiatan atletik yang meliputi : jalan, lari, lompat, lempar tidak selalu
harus menggunakan lapangan atletik yang standar. Fasilitas yang tersedia di
lingkungan sekolah seperti lapangan olahraga yang ada, lapang upacara,
halaman sekolah, taman, kebun, parit, selokan, tanah kosong, atau ruangan
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran atletik. Para guru penjas
harus pandai-pandai memilih dan menggunakan fasilitas tersebut sesuai
dengan tingkat usia, kelas, kemampuan fisik, kemampuan gerak, pengalaman
gerak siswa atau jenis kelamin.
Bentuk kegiatan jalan atau lari tidak harus selalu dilakukan di lintasan
atletik dengan lapangan standard, namun dapat saja diberikan di manapun,
bahkan dengan ruang gerak yang tidak terlalu luaspun asalkan guru dapat
mengatur giliran melakukan dengan baik. Berbagai gerak dasar umum
maupun gerak dasar dominan jalan dan lari ke berbagai arah, oleh seseorang
atau berpasangan berdua, bertiga atau beregu, serta berbagai bentuk
permainan dapat dilakukan tanpa alat sekalipun atau dengan menggunakan
alat bantu, melalui atau melewati alat bantu, tanpa harus kehilangan esensi
dari gerak jalan atau lari yang terkandung dan menjadi tujuan pembelajaran.
B. Perlengkapan Atletik Untuk Kegiatan Jalan dan Lari
Gerak dasar jalan dan lari dapat dilakukan tanpa alat bantu atau
dengan menggunakan alat bantu. Dalam pembelajaran nomor jalan dan lari
hanya sedikit alat bantu standard yang dapat digunakan. Misalnya untuk
pembelajaran lari gawang, ya menggunakan gawang. Untuk pembelajaran
start jongkok, biasanya menggunakan start blok, serta fasilitas lain berupa FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
48
lintasan dan sepatu lati. Hanya itu saja yang sering digunakan dalam
pembelajaran, selebihnya adalah tanpa menggunakan alat, iItu pula yang
mungkin mengakibatkan kejenuhan pada para siswa untuk mengikuti
pembelajaran olahraga atletik.
Untuk menggairahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik di
nomor jalan dan lari sebenarnya dengan pendekatan bermain atletik sudah
terbukti efektif, baik dari sisi waktu aktif belajar siswa, keterlibatan siswa,
maupun dari sisi perkembangan komponen biomotoriknya. (Penelitian penulis
tentang aktivitas bermain atletik bagi siswa sekolah dasar tahun 2006 dan
tahun 2007)
Banyak alat bantu yang sangat sederhana dapat digunakan, banyak
pula variasi gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan yang dapat
dilakukan dalam pengajaran nomor jalandan lari dengan pendekatan bermain,
Beberapa macam alat bantu pembelajaran nomor jalan dan lari lari
yang dapat dan sering digunakan adalah berupa: ban-ban sepeda bekas,
kardus bekas, bilah - bilah bambu, gawang-gawang kecil, tas atau
perlengkapan lain, seutas tali/tambang, bangku swedia dll. Di bawah ini
dapat diperlihatkan berbagai alat bantu sederhana yang dapat digunakan
untuk ektivitas pembelajaran atletik nomor-nomor lari
a. Pemanfaatan dan penataan ban sepeda bekas.
Ban sepeda bekas, di daerah tertentu masih sangat mudah di dapat.
Banyak keuntungan dari penggunaan ban sepeda bekas untuk pembelajaran
atletik klhususnya nomor jalan, lari dan lompat antara lain:
1) Mudah didapat.
2) Murah, sekalipun harus dibeli.
3) Tahan Lama.
4) Relatif aman atau tidak berbahaya, karena kelenturannya.
5) Mudah ditata dalam penyimpatan maupu dalam penggunaan.
6) Mudah dipindah-pindah
7) Banyak manfaat dan variatifFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
49
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa beragam alat bantu yang
dapat digunakan untuk menyajikan berbagai materi pelajaran yang akan
berikan pada siswa. Guru penjas jangan terpaku kepada peralatan standar
yang harus diberikan, yang seringkali akan membosankan kepada kita sendiri
sebagai pengajar. Ban sepeda bekas untuk pembelajaran berbagai gerak
dasar jalan dan lari dapat ditata sedemikian rupa mulai dari formasi yang
paling sederhana dan hingga formasi yang berbeda dan lebih variatif. Seperti
terlihat pada gambar-gambar di bawah ini:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 1. Formasi Lurus Beraturan
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Untuk membuat formasi tersebut sangatlah mudah, ban sepeda ditata
dalam satu garis lurus saling bersinggungan, sehingga jaraknya relatif sama.
Dalam membuat formasi tersebut, seluruh siswa dapat dilibatkan dengan
jalan menyusun formasi sesuai dengan gambar yang disiapkan sebagai
pesan. Atau masing-masing siswa memegang ban sepeda yang dilingkarkan
ke badannya, kemudian berbaris menata diri dengan jarak singgungan ban
sepeda. Setelah itu ban sepeda dilepaskan dan diletakkan di lantai atau di
tanah. Setelah itu siswa keluar dari lingkaran ban sepeda dengan melangkah
mundur atau maju tiga langkah, maka akan terbentuklah formasi tersebut.
Gerak-gerak dasar apa saja saja yang dapat dilakukan dengan formasi
tersebut?
Banyak gerak dasar jalan atau gerak dasar umum lari yang dapat
dilakukan. Baik dengan petunjuk atau instruksi gurunya atau bahkan siswa FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
50
dilibatkan untuk menampilkan beberapa gerak dasar sesuai dengan
pengetahuan dan keinginan dan pemahaman mereka.
Manakala satu orang siswa mencontohkan maka siswa lainnya harus
menirukan contoh tersebut. Setelah selesai melakukan giliran, selanjutnya
siswa yang kedua dan selanjutnya mendemontrasikan gerak dasar lari yang
berbeda dengan gerak dasar lari yang telah diperagakan oleh teman
sebelumnya. Dengan demikian giliran siswa selanjutnya akan ditantang untuk
berpikir memperagakan contoh gerak dasar lari yang semakin membutuhkan
khayalan dan pikiran mereka. Pendekatan seperti ini akan melibatkan siswa
untuk berpikir dan berbuat kritis.
Contoh sederhana gerak dasar umum lari yang dapat dilakukan
misalnya: lari biasa dengan perlahan, lari angkat lutut, lari angkat tumit, berlari
angkat lutut menyamping kanan, idem menyamping kiri, lari melewati satu
ban, lari dengan gerak kaki lurus, dan lain sebagainya.
Formasi selanjutnya dapat dibuat seperti gambar 2.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 2. Formasi Ban Bepeda Jaraknya Semakin Renggang
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Pada gambar 2 tersebut kita dapat memfasilitasi hampir sebagian
besar siswa sesuai dengan kondisi, jenis kelamin atau kemampuannya.
Siswa putri atau putra yang diduga mempunyai kondisi fisik yang masih
rendah, dapat ditempatkan pada formasi gambar yang lebih rapat, artinya
tugas yang diberikan pada siswa tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan
atau keterampilannya. Selanjutnya siswa yang merasa lebih terampil atau FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
51
lebih tinggi atau lebih kuat atau lebih tertantang, dapat memilih formasi
dengan jarak yang lebih jarang.
Formasi selanjutnya ban sepeda dapat ditata sedemikian rupa
sehingga membentuk alur yang berupa curva seperti terlihat pada gambar
selanjutnya.
Gambar 3. Ban Sepeda Ditata Membentuk Curva
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Gerak dasar umum lari yang dapat dilakukan dapat sama dan serupa
seperti gerak yang dilakukan pada gambar 1. Maksud dan tujuan dari
perubahan formasi ini sebenarnya adalah sebagai siasat saja agar siswa
dapat bergerak dengan lebih banyak tanpa merasa bosan dengan tugas yang
dilakukan sebelumnya. Bila siswa dapat lebih banyak aktif atau lebih banyak
bergerak dengan intensitas yang bervariasi, minimal kondisi kesegaran
jasmaninya akan terbina lebih baik.
Pada gambar 4 di perlihatkan penataan jarak antara ban sepede lebih
renggang lagi, tapi pada setiap barisnya diusahakan mepunyai jarak yang
sama. Dengan kondisi semacam itu siswa difasilitasi untuk melewati ban-ban
sepeda tersebut dengan langkah yang lebih panjang atau dengan gerak lari
yang lebih cepat agar tidak terkesan melompat-lompat.
Dengan disediakannya jarak yang berbeda untuk tiab baris ban
sepeda, itu bermakna bahwa siswa dapat memilih sap ban sepeda mana
yang sudah sesuai dengan kemampuan berlarinya.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
52
A 1 2 3 4 5 6 7
B 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 4. Ban Sepeda Ditata Dengan Jarak Antara
Yang Lebih Renggang
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Pada gambar 4 di atas nampak bahwa baris C jarak antara ban
sepedanya lebih renggang dari baris B maupun baris A.
Selanjutnya aktivitas berlari juga dapat menggunakan alat ban sepeda
dengan kardus yang formasinya dibuat sedemikian rupa hingga dapat
menarik minat siswa untuk melakukannya. Kegiatan dan formasi tersebut
dapat dibuat seperti pada gambar 5 ini, dimana siswa akan terangsang untuk
melakukannya, apalagi kalau ada tugas untuk mencoba mengejar siswa yang
ada didepannya, yang berarti akan menantang siswa untuk berlari lebih cepat.
Penataan atau formasi seperti itu dapat juga dikembangkan dengan
membuat jallur ban sepedanya menjadi dua, sehingga siswa secara berduaberdua misalnya siswa yang sebelah kiri selanjutnya memutar ke kiri dan
yang sebelah kanan berputar ke kanan. Dengan dimikian dua kelompok
siswa dapat beraktivitas lari melewati formasi tersebut dengan ujud
kompeteisi.
Gambar 5. Taman Berlari Dengan Ban Sepeda Dan Kardus
(Sumber: Kazenbogner 1996)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
53
Dalam pembelajaran nomor-nomor lari agar lebih menarik lagi, maka
bentuk aktivitasnya harus diarahkan ke bentuk aktivitas berlomba atau
berkompetisi, agat mereka dapat menampilkan dan menguji kemampuannya
dirinya, kecepatannya, kekompakan regunya, kebersamaan serta kegigihan
dengan orang atau regu lain.
Beberapa alat bantu sederhana dapat digunakan dalam aktivitas lari
estafet seperti ban sepeda bekas maupun kardus bekas. Formasi dan jarak
serta bentuk aktivitas lomba estafet dapat disajikan dalam berbagai variasi
yang menarik seperti pada gambar-gambar di bawah ini.
Gambar 6
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Memindahkan Ban Sepeda
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Gambar7.
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Memindahkan Kardus
(Sumber: Kazenbogner 1996)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
54
Gambar 8.
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Melewati Kardus
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Gambar 9.
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Memindahkan Kardus
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Gambar 10
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Menggunakan Ban Sepeda
(Sumber: Kazenbogner 1996)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
55
Selanjutnya ban sepeda juga dapat dibuat formasi untuk kegiatan
gerak dasar lari gawang. Ban sepeda terdiri dari 3 buah, yang satu diletakkan
di lantai dan yang dua lainnya disusun tegak saling bersandar, sehingga dari
tiga buah sepeda tadi dapat dibuat suatu bentuk segitiga dan dibangun suatu
ketinggian. Pengaturan jarak antara segitiga tersebut dapat dibuat untuk
irama satu langkah, dua langkah atau bahkan tiga atau lima langkah siswa.
Dengan formasi ban sepeda ini kegiatan akan lebih menarik lagi. Jarak
antara rintangan tersebut dapat dibuat untuk 3 langkah atau untuk lima
langkah lari dan untuk tiap baris formasi, jaraknya dibuat berbeda untuk
memfasilitasi perbedaan kemampuan siswa.
KI KA KI KA KI
Gambar 11. Ban Sepeda Ditata Membentuk Segitiga
(Kreasi Yoyo Bahagia)
b. Pemanfaatan bilah bambu atau sejenisnya
Bilah bambu atau reng kayu atau penggaris kayu yang panjang dapat
pula digunakan sebagai alat bantu pembelajaran jalan dan lari. Seperti
halnya ban sepeda, bilah bambu dan semacamnyapun hampir sama dengan
ban sepeda, yaitu mudah didapat, murah bila harus dibeli, bahayanya kurang,
mudah ditata, mudah dibawa dan dipindah-pindahkan dan mudah
penyimpanannya.
Seperti halnya ban sepeda, maka penataan bilah bambu juga relatif
mudah, rapih serta jaraknya mudah untuk diatur. Misalnya dapat ditata
dengan jarak seragam seperti penataan ban sepeda pada gambar 12.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
56
Dengan formasi seperti itu, berbagai gerak dasar umum jalan dan lari
dapat dilakukan oleh para siswa. Seperti halnya aktivitas dengan
menggunakan ban sepeda pada formasi ”gambar 1”, maka dengan
menggunakan bilah bambupun siswa dapat dengan leluasa memberikan
contoh peragaan satu persatu dan diikuti oleh teman-teman lainnya. Dengan
pendekatan semacam ini, kreativitas siswa dfilibatkan.
Gambar 12. Bilah Bambu Ditata Dengan Jarak yang Sama
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Selanjutnya jarak bilah bambu dapat ditata dengan semakin renggang
seperti formasi gambar 2 dengan menggunakan ban sepeda. Dengan
formasi seperti itu berati siswa dapat melewati bilsh-bilah bambu dengan jalan
berlati harus semakin cepat, agar langkah lari yang mereaka lakukan tidak
terkesan melompat-lompat. Dengan demikian diharapkan juga dapat
terbentuk atau terbina pemahaman bahwa dengan kecepatan yang cukup
tinggi berarti panjang langkah juga semakin panjang, artinya pula bahwa bila
fasilitas jarak peralatan yang ditata semakin renggang, maka mereka harus
berusaha semakin meningkatkan kecepatan larinya.
Gambar 13. Bilah Bambu Ditata Dengan Jarak Semakin Renggang
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
57
Dengan penataan jarak seperti pada gambar 13 tersebut, maka siswa
dapat difasilitasi melakukan gerak dasar lari untuk semakin cepat. Karena bila
kecepatannya kurang maka gerakan selanjutnya yang ia peroleh adalah
mungkin melompat-lompat karena kurang kecepatan.
c. Pemanfaatan kardus bekas atau sejenisnya.
Gambar 14. Penataan Kardus Dengan Formasi Zig-Zag
(Kreasi Herry Kurniawan
Pada gambar 14, kardus bekas dapat ditata dengan formasi zig-zag.
Formasi ini dapat digunakan untuk pemanasan dengan berjalan atau
berlari perlahan sesuai arah panah. Untuk memperbanyak aktivitas lari
tersebut maka gerakan atau cara berlarinya dapat divariasikan, misalnya lari
biasa, lari sambil memegang pundak temannya yang di depan, berlari dengan
gerak langkah kesamping kiri atau langkah samping kanan, atau sambil
melompat-lompat dengan dua kaki, dsb.Kegiatan tersebut akan terlihat
harmonis dan dinamis dengan penuh keceriaan bila dilakukan dengan
melibatkan banyak siswa, misalnya satu kelas sekaligus atau bahkan dua
kelas.
Gambar 15. Penataan Kardus dengan Formasi Berhadapan
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
58
Dengan formasi kardus seperti gambar 15, dapat digunakan untuk
kegiatan lari biasa, atau berangkat dengan lari sambil angkat lutut, saat
kembali dengan lari biasa (dan variasi lainnya).
Formasi tersebut juga dapat digunakan untuk lomba lari sambung
bolak balik (shuttle run).
Selanjutnya karduspun dapat ditata dengan formasi seperti gambar 19
Gambar 16. Penataan Kardus Dengan Formasi Lurus Beraturan
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Dengan formasi menggunakan kardus tersebut, siswa dipaksa untuk
mengangkat lututnya saat berusaha berlari melewati kardus-kardus itu agar
tidak menginjaknya atau menendangnya. Manakala jaraknya dibuat lebih
jauh dan dengan menambah ketinggian dengan menyimpan satu kardus lagi
di atasnya atau disampingnya, maka gerak dasar lari gawang dapat
diberikan.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
59
Formasi dan kegiatan tersebut dapat dilakukan seperti terlihat pada
gambar 27
Gambar 17. Penataan Kardus Untuk Lari Rintangan
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Pada gambar 18, bilah bambu diletakkan di atas kardus, kegiatan lari,
lompat-lompat atau garak dasar lari gawang dapat dilakukan melewatinya.
Gambar 18. Penataan Kardus Dengan Bilah Bambu
(Kreasi Herry Kurniawan)
Dengan pengaturan jarak antara, serta dengan menambah jumlah
rintangan disamping gawang-gawang itu sehingga rintangannya menjadi lebih
lebar, maka kegiatan lari, lari gawang dapat dilakukan secara bersama sama
sambil bergandengan tangan, sehingga aktivitas yang dilakukan akan lebih
menarik. Aktivitas tersebut dengan tidak disadari akan menambah jumlah
waktu keterlibatan siswa dalam beraktivitas tanpa kehilangan keceriaan.
Aktivitas gerak dasar leri gawang dapat juga dilakukan dengan pendekatan FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
60
bermain melewati rintangan box atau kardus yang ditata seperti pada gambar
19 dibawah ini yang menyerupai taman bermain.
Gambar 19. Penataan Kardus Untuk Taman Bermain
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Alat yang lebih mendekati pada ujud sebenarnya untuk pembelajaran
lari gawang adalah dengan menggunakan gawang lipat yang sederhana yang
dibuat dari bahan almunium seperti pada gambar 20, 21 dan 22 di bawah ini.
Gambar 20. Gawang Lipat Dilihat Dari SampingFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
61
Gambar 21. Gawang Lipat Dilihat Dari Samping Setelah Diturunkan
Ketinggiannya
Gambar 22. Gawang Lipat Dilihat Dari Depan
Dengan gawang lipat multi ketinggian ini kita dapat mengatur
ketinggian gawang sesuai dengan apa yang kiya inginkan, atau dapat
disesuaikan dengan keadaan siswa. Alat ini dapat pula dibuat dari bahan
pralon yang dapat disambung-sambungkan dengan soket, sehingga
ketinggiannya dapat di atur. Namun dengan pralon ini kurang praktis karena
dalam mengatur ketinggian gawang harus bongkar pasang, sedangkan
dengan gawang lipat dari alumunim ini mengatur ketinggian gawang adalah
dengan jalan menaik turunkan lipatannya saja. Masih banyak alat bantu
sederhana yang dapat digunakan untuk aktivitas pemelajaran jalan dan lari,
terutama dalam menata berbagai formasi pengajaran.
Dari beberapa contoh alat bantu dan formasi untuk aktivitas gerak jalan
dan lari tersebut diharapkan bahwa para guru penjas jangan sampai patah
semangat dan jangan terpaku hanya kepada peralatan standar saja. Karena
ternyata dengan alat-alat bantu yang sangat sederhanapun dapat digunakan FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
62
sebagai media untuk pembelajaran gerak dasar jalan dan lari secara padat
dan variatif.
C. LATIHAN________________________________
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas
kerjakanlah latihan berikut !
1. Alat dan perlengkapan modifikasi apa saja yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi aktivitas pembelajaran gerak
dasar jalan dan lari?
2. Apa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat bantu
yang sederhana tersebut?.
3. Apa kelemahannya bila seorang guru penjas selalu
mengandalkan alat dan perlengkapan standar untuk aktivitas
pembelajaran jalan dan lari?
4. Apakah dengan alat-alat bantu yang sederhana tersebut harus
ditata dan dilakukan pada fasilitas alau lapangan atletik saja?
Kalau tidak, dimana saja aktivitas tersebut dapat dilakukan?
Apa alasan atau argumentasi anda?
5. Bagaimana menata ban sepeda untuk aktivitas pembelajaran
gerak dasar lari agar tidak membosankan siswa?
Berikan contoh minimal 5 formasi penataan.
6. Dengan menggunakan alat-alat bantu yang sangat sederhana
tersebut, kita dapat memfasilitasi seluruh siswa untuk
berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran, baik ditilik dari jenis
kelamin, kemampuan fisik maupun struktur fisik antropometrik
(ukuran tubuh).
Berikan contoh sederhana ppenggunaan alat-alat tersebut.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
63
Petunjuk jawaban latihan.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas gunakan ramburambu di bawah ini.
1. Banyak alat bantu sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk
melakukan aktivitas pembelajaran jalan dan lari. Karena pada
hakekatnya jalan dan lari adalah gerakan sederhana yaitu
melangkahkan kedua tungkai secara perlahan ataupun cepat.
2. Alat-alat bantu sederhana mempunyai banyak keunggulan bila
dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran atletik terutama
aktivitas jalan dan lari, baik ditinjau dari sisi kemudahan,
keamanan, kemanfaatan maupun dari sisi pengadaan dan
pemeliharaan.
3. Alat-alat yang standar sangat sedikit serta kalaupun diadakan
harganyanya juga cukup mahal. Dengan jumlahnya yang relatif
sedikit itu seringkali menyebabkan aktivitas siswa relatif rendah.
4. Fasilitas yang dimiliki sekolah sangat minim untuk kegiatan
atletik, kecuali sekolah yang dekat ke lapangan atletik. Namun
demikian bukan berarti aktivitas pembelajaran tergantung pada
fasilitas lapangan atletik yang standar saja.
5. Banyak variasi dan formasi yang dapat dibentuk, dan kelebihan
lainnya dari penatan tersebut adalah dapat melibatkan siswa
untum menata alat-alat tersebut, apalagi bila dipandu denngan
media gambar formasi alat yang diberikan pada siswa.
6. Dengan alat bantu sederhana keragaman potensi atau
kemampuan siswa baik secara fisik maupun secara psikologis
dapat difasilitasi dengan penataan alat-alat bantu yang
sederhana itu yaitu dengan penataan jarak antara, ketinggian,
jumlahnya serta repetisinya yang disesuaikan dengan keadaan
siswa.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
64
D. RANGKUMAN
Kegiatan atletik yang meliputi : jalan dan laritidak selalu harus
menggunakan lapangan atletik yang standar. Bentuk kegiatan jalan atau lari
tidak harus selalu dilakukan di lintasan atletik dengan lapangan standard,
Fasilitas yang tersedia di lingkungan sekolah seperti lapangan olahraga yang
ada, lapang upacara, halaman sekolah, taman, kebun, parit, selokan, tanah
kosong, atau ruangan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran
atletik.
Berbagai gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan jalan dan
lari ke berbagai arah, oleh seseorang atau berpasangan berdua, bertiga atau
beregu, serta berbagai bentuk permainan dapat dilakukan tanpa alat
sekalipun atau dengan menggunakan alat bantu, melalui atau melewati alat
bantu, tanpa harus kehilangan esensi dari gerak jalan atau lari yang
terkandung dan menjadi tujuan pembelajaran.
Beberapa macam alat bantu pembelajaran nomor jalan dan lari lari
yang dapat dan sering digunakan adalah berupa: ban-ban sepeda bekas,
kardus bekas, bilah - bilah bambu, gawang-gawang kecil, tas atau
perlengkapan lain, seutas tali/tambang, bangku swedia dapat ditata
sedemikian rupa hingga dapat menyajikan berbagai aktivitas yang variatif dan
menarik.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
65
E. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar.
1. Aktivitas pemelajaran atletik nomor jalan dan lari dapat dilakukan
dimana
saja antara lain:
a. Di lapangan upacara
b. Halaman sekolah
c. Taman atau kebun sekolah
d. Semuanya betul.
2. Alat bantu yang dapat digunakan dalam aktivitas pemelajaran lari
adalah:
a. Ban sepeda bekas
b. Bangku Swedia
c. Bola tenis berekor.
d. Bola medisine
3. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat bantu sederhana
adalah:
a. Siswa lebih bergairah dengan keterlibatan yang optimal baik
dalam volume maupun intensitasnya
b. Dapat meningkatkan kemampuan penguasaan teknik yang baik
c. Dapat mengembangkan berbagai aspek kemampuan fisik.
d. Alat-alat bantu sederhana dapat menggantikan peran alat bantu
standard.
4. Alat bantu sederhana mana yang lebih banyak digunakan untuk
berbagai pemelajaran gerak dasar atletik.
a. Ban sepeda luar
b. Bilah bambu
c. Kardus bekas
d. Gawang lipatFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
66
5. Alat bantu sederhana sangat praktis dalam penataan dan
penggunaannya. Bagaimana menata atau menggunakan alat-alat
bantu tersebut memfasilitasi keragaman kemampuan dan kondisi serta
jenis kelamin siswa.
a. Dengan penataan jarak antara, ketinggian, jumlahnya serta
repetisinya yang disesuaikan dengan keadaan siswa.
b. Ditata saja secara seragam asal dengan jarak dan ketinggian
dan repetisi yang disesuaikan.
c. Jaraknya diatur sama namun jumlah melakukan berbeda
d. Ditata sama saja untuk semua peserta didik.
Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian
cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
akhir modul ini, hitung jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda dalam mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan
rumus penghitungan yang ada di bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali
80 % - 90 % = Baik
70 % - 80 % = Sedang
>70 % = KurangFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
67
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGEMBANGAN FASILITAS DAN PERLENGKAPAN ATLETIK
UNTUK AKTIVITAS PEMBELAJARAN NOMOR LOMPAT
A. Pengembangan Fasilitas dan Perlengkapan Pembelajaran
Fasilitas dan perlengkapan untuk nomor lompat yang standar sangat
terbatas serta seringkali sekolah-sekolah hampir tidak mempunyai. Bila
adapun hanya sebatas kelengkapan saja, karena pada kenyataannya jarang
guru penjas yang menggunakan fasilitas tersebut. Katakan saja ada tersedia
bak lompat jauh lengkap dengan pasirnya. Namun dalam kenyataannya bak
lompat tersebut keadanya terbengkalai dan kadang ditumbuhi rumput,
kenapa.
Salah satu alasannya adalah pasirnya keras atau cepat padat pada
saat digunakan sehingga harus dicangkul berkali-kali dan itu yang biasanya
membuat repot guru penjas. Bila kurang baik dalam mencangkul dan
meratakan pasir maka dapat menipu siswa seolah pendaratannya empuk,
padahal keras hingga dapat mencederai siswa.
Demikian pula fasilitas dan perlengkapan untuk lompat tinggi, katakan
saja mempunyai tiang dari kayu. Itupun jarang terlihat ada aktivitas
pemelajaran lompat tinggi dengan menggunakan tiang tersebut. Belum lagi
harus menyiapkan tempat pendaratan yang aman yaitu matras yang cukup
tebal. Hal-hal seperti itu yang seringkali menyebabkan tidak atau jarang
dilaksanakan pemelajaran nomor-nomor lompat.
Pengetahuan serta pemahaman tentang jenis dan macam alat bantu
modifikasi serta cara menggunakan alat bantu adalah sebagai solusi
sekaligus sebagai terobosan dalam pemberian meteri pemelajaran nomornomor lompat dalam atletik. Berbagai alat bantu sangat sederhana dapat
memfasilitasi keterbatasan dalam hal pemelajaran nomor-nomor lompat
dalam atletik seperti yang akan disajikan dalam pembahasan selanjutnyAFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
68
B. Penataan Alat Untuk Aktivitas Pemelajaran Gerak Dasar
Lompat Jauh atau Lompat Jangkit
Aktivitas pembelajaran gerak dasar lompat dapat dilakukan dengan
menggunakan alat-alat yang sederhana seperti halnya pula alat yang
digunakan untuk pembelajaran jalan dan lari. Formasi dan aktivitasnyapun
dapat ditata dan dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya melompat-lompat dengan dua kaki menghadap ke depan
dengan berbagai sikap, lengan ditekuk disamping badan, posisi kedua lengan
lurus ke depan, lurus ke atas, lurus ke samping, bertolak pinggang tanpa
menggerakkan badan atau dengan meliuk-liukkan badan ke kiri dan ke kanan
atau ke depan ke belakang. Dapat juga dilakukan dengan lompat-lompat
dengan dua kaki menyamping kiri atau menyamping kanan, atau dengan
melompat-lompat dengan satu kaki kiri saja atau kaki kanan saja (hopping),
atau dengan langkah kijang (bounding), atau dengan variasi hop-hop-hopstep-step-step-hop-hop dst, seperti pada formasi gambar 23 di bawah ini.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 23. Penataan Ban Sepeda Dirapatkan
Dengan formasi seperti pada gambar 23 tersebut, aktivitas yang telah
disebutkan di atas dapat divariasikan lagi intensitasnya dengan melompatlompat melewati satu ban atau selang satu ban, sehingga lompatannya agak
jauh, atau dengan melompati selang dua ban.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
69
Dapat pula ban sepedanya ditata dengan jarak yang direnggangkan
tapi jarak antara bannya di usahakan seimbang. Untuk memfasilitasi adanya
perbedaan kemampuan individu tersebut, maka setiap sap ban sepeda dibuat
berbeda pula jarak antara bannya, agar siswa dapat memilih baris yang mana
yang ia inginkan sesuai dengan kemampuannya.
1 2 3 4 5 6 7
Gambar 24. Ban Sepeda Ditata Lebih Renggang.
Formasi ban sepeda selanjutnya dapat pula mengubah formasi gambar
23 menjadi formasi seperti pada gambar 25 di bawah ini. Dengan formasi
seperti itu siswa dapat lebih kreatif untuk menampilkan berbagai jenis gerak
melompat dengan satu kaki atau dengan dua kaki, dengan arah gerak yang
seragam atau bahkan arah gerak yang tidak menentu, yaitu dengan
melompat sambil berputar ke kanan atau ke kiri, ke arah depan atau balik lagi
ke belakang.
Gambar 25 Ban Sepeda Ditata Zig-Zag Teratur.
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Ban sepeda juga dapat di tata seperti pada gambar 26 di bawah ini.
Gambar 26. Ban Sepeda Ditata Satu Dua.
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
70
Dengan formasi gambar 26 tersebut, berbagai gerak dasar lompat
dengan satu kaki atau dengan dua kaki dapat dilakukan oleh para siswa, atau
melompat-lompat dengan bentuk permainan.
Formasi penataan ban sepeda dengan jarak dan letak yang tidak
teratur dapat juga anda perbuat seperti pada gambar 27 di bawah ini.
Gambar 27. Ban Sepeda Ditata Secara Acak Tidak Teratur
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Dengan formasi itu dapat dilakukan berbagai gerak dasar lompat,
dapat dilakukan permainan lompat ”tidak boleh berdua” atau ”tidak boleh
bertiga” dalam satu ban sepeda, sehingga siswa akan berusaha berpindah ke
ban yang lain manakala ada siswa lain yang melompat ke bannya, atau
bahkan sengaja menempati ban orang lain agar orang lain tersebut melompat
berpindah tempat.
Selanjutnya ban sepeda dengan kardus dapat digunakan untuk
melakukan aktivitas pengajaran gerak dasar dominan lompat jauh dan lompat
jangkit seperti pada gambar formasi 28 di bawah ini
Gambar 28. Penataan Ban Sepeda dan Kardus
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
71
C. Penataan Alat Untuk Aktivitas Gerak Dasar Lompat Tinggi
Aktivitas gerak dasar lompat tinggi dapat dilakukan tanpa
menggunakan alat atau dengan menggunakan alat yang sederhana
sekalipun. Garis yang ditorekkan di atas lantai atau tanah dapat digunakan
untuk melakukan aktivitas gerak dasar lompat tinggi, tapi pada tataran yang
sangat mendasar. Sedangkan untuk tataran lebih lanjut keberadaan alat
bantu yang menampilkan ketinggian, akan lebih menarik atau merangsang
siswa untuk melewatinya.
Alat bantu yang sederhana dan praktis adalah berupa tali yang dapat
dipegang siswa untuk direntangkan dengan berbagai ketinggian. Untuk yang
lebih aman lagi adalah karet gelang yang diruntun/dianyam, atau dengan
menggunakan karet elastis yang dapat direntang dipegang atau dikaitkan ke
suatu tiang.
Pada gambar 29 di bawah ini diperlihatkan aktivitas gerak dasar lompat
tinggi dengan jalan melompati karet elastis yang dipegang oleh siswa dengan
berbagai ketinggian. Agar lebih menarik dan variatif boleh juga dilakukan
sambil bermain dan bernyanyi.
Gambar 29. Tali atai Karet Elastis Yang Direntangkan.
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Untuk pembelajaran gerak dasar lompat tinggi yang dapat melibatkan
siswa lebih banyak atau agar siswa lebih sering terlibat dalam aktivitasnya FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
72
adalah dengan menggunan kardus-kardus bekas dengan bilah bambu di
atasnya. Dengan menggunakan alat-alat bantu tersebut, ketinggian mistar
dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa yaitu dengan menambah
kardus ke kardus lainnya. Hal lain yang menguntungkan adalah siswa tidak
merasa takut pada rintangan yang harus dilompatinya. Dengan
menggunakan bilah bambu dan kardus tersebut, ketinggian dapat diatur
setinggi satu kardus, dua kardus, tiga kardus bahkan dapat lebih.
Ragam ketinggian yang disediakan tersebut adalah guna memberikan
kesempatan pada seluru siswa sesuai dengan kemampuannya masingmasing dipersilahkan untuk memilih ketinggian yang diinginkan dan
disesuaikan dengan kemampuannya.
Sementara alasnya dengan ketinggian tersebut masih cukup aman
namun harus terkendali, sehingga belum perlu menggunakan matras.
Gambar 30. Sarana Lompat Tinggi Dengan Kardus dan Bilah Bambu
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Sarana lompat tinggi dapat juga menggunakan tiang lompat tinggi mirip
yang standar yang dibuat dari kayi atau bambu.
Gambar 31. Standar Lompat Tinggi Modifikasi
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
73
Namun dengan menggunakan sarana seperti itu (gambar 31), ada
kelemahannya antara lain bahwa siswa yang sudah tidak dapat melewati
suatu ketinggian, dia harus berhenti atau menunggu, karena gilirannya hanya
seorang-seorang. Artinya banyak waktu terbuang karena menunggu giliran.
Jadi pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan tiang standar,
ditinjau dari aktivitas waktu belajar siswa adalah kurang efisien.
Kalau memiliki fasilitas yang cukup lengkap misalnya punya tiang standar,
ada matras yang cukup, serta ada box maka aktivitas lompat tinggipun dapat
divariasikan seperti pada gambar 32.
Woow ?
Gambar 32. Fasilitas Lompat Tinggi Modifikasi
Dengan fasilitas tersebut peserta didik akan terangsang untuk
mencoba melompati ke atas matras melalui tiga box yang di pasang. Sudah
dapat dibayangkan, mereka akan merasakan lompatannya yang jauh lebih
tinggi.
D. Penggunaan Alat Bantu Untuk Aktivitas Pembelajaran
Lompat Galah Sederhana
Gerak dasar lompat galah seperti menggantung, mengayun dan
menarik, membalik dan mendarat, dapat dilakukan di ruangan senam atau di FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
74
taman sekalipun yaitu dengan menggunakan seutas tali yang di ikatkan pada
balok di atas bangunan atau pada dahan pohon.
Tambang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas menggantung dan
mengayun yang sangat menarik bagi anak-anak. Dengan dipasang begitu
saja, pasti akan selalu ada yang menggunakan untuk mengayun dengan
berbagai atraktif yang mereka perlihatkan.
Gambar 33. Sarana Lompat Tinggi Galah
(Sumber: Kazenbogner 1966)
Pada gambar 33, terlihat seorang siswa sedang melakukan gerakan
mengayun atau bergelantung dari atas sebuah bangku mencoba pindah ke
atas tempat yang lebih tinggi.
Gambar 34. Menggelantung Pada Seutas TaliFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
75
Sedangkan pada gambar 34, seorang siswa bergelantung pada tali
kemudian mendorong tembok dengan kakinya sehingga dapat mengayun
kearah yang berlawanan dan mendarat di atas matras dan mereka dapat
berkompetisi, seberapa jauh mereka dapat mendarat di matras tersebut.
Ganbar 35. Mengayun Berpindah Tempat
Ganbar 36. Mengayun, Membalik dan Mendarat di Atas Matras
Kegiatan pada gambar 36 terlihat sudah lebih sulit, karena sebelum
mendarat harus melewati tali yang direntang dulu sambil berusaha membalik,
sehingga mendaratnya membelakangi arah ayunan.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
76
Kegiatan bergelantung atau mengayun seperti pada contoh-contoh di
atas sangat menarik bagi siswa, yang pada hakekatnya aktivitas tersebut
merupakan langkah ke arah pembelajaran lompat tinggi galah.
Kegiatan lain yang sudah lebih mengarah kepoada lompat galah
adalah aktivitas menelompat dengan menggunakan tongkat seperti
diperlihatkan pada gambar-gambar di bawah ini. Untuk aktivitas
menggunakan tongkat tersebut, siswa terlebih dahulu harus diberi penjelasan
tentang cara memegang, ketinggian pegangan, jarak pegangan antara kedua
tangan seperti pada gambar 37 di bawah ini.
Gambar 37. Cara Memegang Tongkat
Selanjutnya setelah mengetahui dan mengerti tentang cara memegang
tongkat, siswa difasilitasi untuk merasakan menggantung pada tongkat dan
merasakan adanya keseimbangan serta gaya-gaya kemana tongkat itu akan
jatuh, dan ia harus dapat mengantisipasi agar dapat mendarat dengan ke dua
kakinya. Kegiatan tersebut terlihat seperti pada gambar 38FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
77
Gambar 38. Menggatung Pada Tongkat
Dengan menggunakan tongkat pramuka dan kardus bekas di
lapangan, gerak dasar lompat galahpun dapat dilakukan, seperti terlihat pada
gambar 36 di bawah ini.
Gambar 39. Sarana Lompat Tinggi Galah
(Sumber: Kazenbogner 1966))
Dengan bimbingan dan pengawasan yang lebih cermat dan telaten,
anak-anak yang lebih terampil dan punya keinginan lebih, dapat diarahkan
dan diberi kesempatan untuk melakukan gerak-gerak dasar lompat galah
yang mendekati pada rangkaian gerak yang sebenarnya yaitu dengan
menggunakan awalan terlebih dulu seperti terlihat pada gambar 40 di bawah
ini.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
78
Gambar 40. Cara memegang dan Membawa Tongkat (galah)
Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk mencoba menanamkan
(plant) tongkat ke bak pasir dengan di awali awalan lari pelan seperti pada
gambar 38 di bawah ini.
Gambar 41. Mananamkam Tongkat ke Bak Pasir
Selanjutnya setelah tongkat tertanam, siswa mencoba mengayun dan
menggantung pada tongkat tersebut. Pada ketinggian pegangan yang tidak
terlalu tinggi, gerakan tersebut dapat dilakukan dengan aman dan mereka
biasanya mulai merasakan keindahan serta kesenangan yang semakin tinggi.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
79
Gambar 42. Mengayun dan Menggatung Pada Tongkat
Setelah gerak mengayun dan mennggatung, rangkaian selanjutnya adalah
gerak mendarat. Usahakan mendarat dengan ke dua kaki tanpa melepaskan
tongkat karena dapat digunakan sebagai keseimbanngan saat mendarat,
seperti gambar 43.
Gambar 43. Mendarat Di Pasir Dengan Dua Kaki
Bila mereka telah berani melakukan gerakan seperti pada gambar 42
dan 43, hal tersebut dapat digambarkan atau sebagai indikasi bahwa mereka
sudah masuk dalam katagori siswa-siswa yang terampil dan bukan tidak
mungkin ingin melakukan hal tersebut dimanapun pada situasi lapangan yang FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
80
berbeda sekalipun, misalnya ingin melompat parit atau berpindah tempat
seperti pada gambar 44 dibawah ini.
Gambar 44. Melompati Parit Dengan Menggunakan Tongkat
Bahkan juga dapat melompati tanaman atau pagar. Tapi dalam hal
tersebut perlu diingatkan kehati-hatian yang tinggi terutama dalam hal-hal
seperti: keamanan lahan disekitar aktivitas (rata, tidak licin, tidak terlalu
keras), ketinggian pegangan masih dalam kontrol, alas tongkat yang dapat
tertanam pada landasan (tidak akan terpeleset), sepeti pada gambar 45.
Gambar 45. Percobaan Melewati Rintangan Semak Atau Ketinggian Tanah
Selanjutnya fasilitas dan lapangan lompat jauh dapat digunakan untuk
aktivitas belajar lompat galah dengan rangkaian gerak yang lebih kompleks
lagi yaitu melewati rentangan tali atau bilah bambu, seperti pada gambar 46
dan 47.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
81
Gambar 46.
Gambar 47.
Rangkaian Gerak Dasar Lompat Galah Dengan Menggunakan TongkatFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
82
E. LATIHAN________________________________
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas
kerjakanlah latihan berikut !
1. Alat dan perlengkapan modifikasi apa saja yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi aktivitas pembelajaran gerak
lompat?
2. Apa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat bantu
yang sederhana tersebut?.
3. Gerak dasar lompat apa saja yang dapat dilakukan bila kita
menggunakan fasilitas ban sepeda bekas?
4. Bagaimana menata ban sepeda untuk aktivitas pembelajaran
gerak jauh atau lompat jangkit?
Berikan contoh minimal 5 formasi penataan.
5. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk akrivitas
pembelajaran lompat tinggi?
Berikan contoh sederhana penggunaan alat-alat tersebut
dengan formasi penataannya.
6. Apa keuntungan penggunaan alat-alat bantu sederhana itu
dalam pembelajaran lompat tinggi?
7. Apakah aktivitas gerak dasar lompat galah dapat diberikan pada
siswa?
Kalau dapat apa yang harus dijadikan pertimbangan untuk
memberikan aktivitas tersebut?
8. Alat-alat apa yang dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak dasar lompat galah?
9. Dimana saja dapat dilakukan aktivitas yang menyerupai lompat
galah dapat dilakukan?FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
83
Petunjuk jawaban latihan.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas gunakan ramburambu di bawah ini.
1. Banyak alat bantu sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk
melakukan aktivitas pembelajaran lompat. Karena pada
hakekatnya gerak melompat adalah adalah gerakan menonak
dengan satu kaki atau dua kaki dan mendar dengan kaki yang
sama atau berbeda atau mendarat dengan bagian badan
lainnya.
2. Alat-alat bantu sederhana mempunyai banyak keunggulan bila
dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran atletik terutama
aktivitas lompat, baik ditinjau dari sisi kemudahan, keamanan,
kemanfaatan maupun dari sisi pengadaan dan pemeliharaan.
3. Aktivitas melompat dapat dilakukan untuk ketinggian atau untuk
jauhnya lompatan. Lompat didominasi oleh kegiatan tungkai
atau kaki, jadi dengan ban sepedapun banyak aktivitas
melompat dapat dilakukan.
4. Lompatan horizontal dapat lebih banyak memanfaatkan alat-alat
bantu yang rendah, jenis lompat-lompatpun banyak ragamnya
sehingga penataan alatpun sangat variatif.
5. Lompat tinggi artinya melompat untuk ketinggian. Artinya harus
ada rintangan untuk dilompati agar terkesan terjadi lompat ke
arah ketinggian atau melompati/melewati ketinggian tertentu
dengan tolakan satu kaki dan mendarat dengan kaki yang sama
atau mendarat dengan kaki yang berbeda.
6. Dengan alat bantu sederhana keragaman potensi atau
kemampuan siswa baik secara fisik maupun secara psikologis
dapat difasilitasi dengan penataan ketinggiannya, atau
rentangan mistar atau tali yang dibuat panjang atau jauh.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
84
7. Gerak mengayun atau menggantung bagi anak-anak adalah
sesuatu yang menarik dan mengasyikkan. Melompati sesuatu
ketinggian dengan menggunakan alat sebagai pengungkit atau
pengayun adalah sesuatu yang menantang. Segi keamanan
dan keselamatan sudah barang tentu adalah hal utama yang
harus dipertimbangkan.
8. Alat sebagai pengungkit atau yang dapat digunakan untuk
mengayun atau bergelantung dapat digunakan.
9. Lompat galah sebaiknya dilakukan ditempat lompat galah yang
beralaskan matras busa empuk. Tapi pada tataran yang relatif
rendah dan aman, fasilitas lainpun dapat dimanfaatkan untuk
aktivitas dasar lompat galah, dengan pertimbangan lahan untuk
menanamkan galah (plant) aman dalam arti kata tidak
menyebabkan tumpuan bergeser atau terpeleset.
F. RANGKUMAN
Nomor lompat dalam atletik ditinjau dari aktivitas gerak dan tujuan
geraknya dapat digolongkan ke dalam lompat horizontal dan lompat vertikal.
Lompat horizontal didominasi oleh pembentukan kecepatan horizontal yang
maksimal sehingga dapat menghasilkan lompatan yang jauh. Sedangkan
lompat vertikal kecepatan horizontal akan dialihkan ke arah vertikal dengan
menggunakan tungkai atau galah sebagai pengungkit sehingga badan akan
dilontarkan ke arah vertikal dan menghasilkan lintasan parabola ke arah
vertikal untuk mencapai suatu ketinggian.
Dari karakteristik gerak tersebut, banyak formasi serta variasi gerak
dasar lompat horizontal maupun lompatan vertikal dengan menggunakan dan
menata alat-alat bantu yang sangat sederhana. Ban sepeda, bilah bambu,
kardus bekas, tongkat pramuka, tambang, dll dapat digunakan untuk
pemelajaran gerak dasar lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, maupun
lompat tinggi galah. Dengan mengatur jarak serta ketinggian yang bervariasi,
peserta didik dapat memilih sendiri penataan formasi yang mana yang FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
85
sekiranya sesuai dengan kemapuannya. Dengan pemahaman yang sudah
lebih dalam, maka dapat diambil suatu kesimpulan sendiri bahwa benar latalat bantu yang sederhana tersebut dapat memfasilitasi terjadinya aktivitas
pemelajaran gerak dasar lompat horizontal dan lompat vertikal denngan
volume dan intensitas yang tinggi.
G. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar.
1. Perlengkapan yang sederhana dibawah ini dapat digunakan untuk
aktivitas pemelajaran lompat horizontal.
a. Tongkat pramuka.
b. Tali yang digantung
c. Ban sepeda bekas
d. Tali elastis.
2. Sedangkan perlengkapan yang dapat digunakan untuk aktivitas
pemelajaran lompat vertikal adalah:
a. Tongkat pramuka.
b. Bilah bambu
c. Kardus bekas
d. Ban sepeda bekas.
3. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan ban-ban sepeda
bekas dalam aktivitas pemelajaran lompat horizontal adalah:
a. Mudah ditata.
b. Jaraknya dapat diatur dan disesuaikan dengan kemampuan dan
kondisi siswa.
c. Tidak membahayakan siswa.
d. Semuanya benarFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
86
4. Fasilitas lompat tinggi dengan menggunakan bilah-bilah bambu yang
diletakkan di atas kardus meliki berbagai kelebihan dibanding dengan
menggunakan tiang tompat tinggi dengan mistarnya, antara lain:
a. Ketinggian mistar atau rintanngan untuk dilompati dapat
dipasang
sekaligus untuk beberapa ketinggian.
b. Dapat mengurangi rasa takut siswa.
c. Dapat memfasilitasi hampir seluruh kemampuan siswa
d. Semua benar.
5. Untuk menghasilkan lompatan horizontal yang optimal sebaiknya
dilakukan hal-hal seperti berikut:
a. Berlari saat melakukan awalan seoptimal mungkin
b. Jarak awalan lari sejauh mungkin
c. Jarak awalan jangan terlalu jauh
d. Menolak di papan tolak sekuat-kuatnya.
Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian
cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
akhir modul ini, hitung jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda dalam mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan
rumus penghitungan yang ada di bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali
80 % - 90 % = Baik
70 % - 80 % = Sedang
>70 % = KurangFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
87
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGEMBANGAN FASILITAS DAN PERLENGKAPAN
ATLETIK UNTUK PEMBELAJARAN NOMOR LEMPAR.
A. Fasilitas dan Perlengkapan Pembelajaran Nomor Lempar
Fasilitas dan perlengkapan untuk pemelajaran nomor lempar lebih
spesifik dibanding dengan fasilitas dan perlengkapan pemelajaran nomor lari
dan lompat. Seperti halnya nomor lompat, nomor lemparpun dapat di
bedakan menurut karakteristik gerak yang dimiliki pada nomor lempar
tersebut.
Ada nomor lempar dengan gerak linier dan ada nomor lempar yang
masuk ke dalam katagori gerak rotasi atau sirkuler. Yang termasuk dalam
katagori gerak linier adalah lempar lembing dan tolak peluru, dimana alat
yang dilempar diakibatkan oleh gerak dan kecepatan linier yaitu gerak atau
kecepatan yang berada dalam satu garis lurus. Agar hasil lemparannya jauh
maka kecepatan awalan harus dibentuk seoptimal mungkin agar dapat
membangun suatu momentum/gaya yang besar.
Katagori nomor lempar berikutnya adalah nomor lempar sirkuler,
dimana awalan untuk membangun kecepatan atau untuk membangun
momentum dilakukan dengan jalan memutar atau membentuk putaran.
Semakin cepat putaran yang dilakukan, akan semakin besar gaya/momentum
yang dibentuk (gaya centrifugal).
Bila ditinjau dari berat ringannya alat yang digunakan dalam lemparan
tersebut, maka dapat juga dikatagorikan sebagai nomor lempar berat dan
lempar ringan.
Secara umum gerak melempar dapat dilakukan dengan satu tangan
atau dua tangan. Bisa dilakukan lewat atas kepala, dengan jalan dilempar,
didorong, dilontarkan, dari samping, dari bawah, dan sebagainya seperti
diperagakan pada beberapa gambar di bawah ini.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
88
Gambar 48. Gerak Melempar Lewat Atas Kepala
Gambar 49. Gerak Mendorong atau Menolak
Gambar 50.
Gerak Melempar Dari Samping Dengan Gerak Mengayun
atau Memutar (Gerak Rotasi)
Alat bantu yang dipergunakanpun dalam aktivitas pemelajaran tidak
perlu menggunakan alat standar, akan tetapi dapat menggunakan alat-alat
bantu yang sangat sederhana, namun dalam aktivitas pemelajarannya tidak FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
89
menghilangkan sedikitpun unsur-unsur gerak lempar yang diperlukan kelak
sesuai dengan tuntutan geraknya.
Berikut ini akan dipaparkan sedikit ilustrasi dari aktivitas bermain pada
anak-anak di pedesaan yang sebenarnya dapat dikatagorikan sebagai
aktivitas belajar dari alam.
Misalnya saja batu-batu kecil untuk melempar sesuatu, untuk
melempar sasaran yang agak jauh atau bahkan untuk melempar buah
buahan. Potongan kayu atau dahan kayu atau pohon ketela juga sering
dilakukan untuk melempar sesuatu. Demikian juga manakala mereka bermain
di pinggir sungai, secara sadar atau tidak mereka juga kadang berkompetisi
dengan temannya untuk melempar jauh, atau untuk dirinya sendiri saja tanpa
ditemani orang lain. Dapat juga mereka melakukan gerak melempar diatas air
dengan menggunakan pecahan genting atau batu yang pipih, sehingga
pecahan genting itu seolah dapat menapak dan melompat-lompat di atas air.
Semakin kuat melempar dengan sudut yang tipis, akan semakin laju lompatan
di atas air dengan beberapa kali lompatan yang sangat mengasikan bagi
mereka. Mereka dengan sadar atau tidak membawa dirinya untuk berpikir
dan mengadakan analisis logis yang sederhana, apa yang harus dilakukan
agar lemparannya dapat menghasilkan lompatan-lompatan yang lebih
banyak.
Mereka juga kadangkala melakukan lemparan dengan tanah liat, dan
dengan kepenasarannya kadang-kadang ikut mengasah kreativitas mereka,
misalnya saja tanah liat tersebut dipasang diujung sebuah dahan kayu yang
lentur. Kemudian melecutkan dahan kayu tersebut dan apa yang terjadi?
Hasil lemparannya sangat menakjubkan dan akan berlipat ganda jauhnya
dibanding kalau mereka melempar menggunakan kepalan tangan saja.
Mengapa bisa seperti itu? Secara tidak sadar mereka sudah terlibat dengan
mekanika gerak.
Gambaran seperti itu adalah fakta dilapangan, apa yang mereka
lakukan sebenarnya adalah fakta sebuah pembelajaran alami yang lama
kelamaan ditemukan sendiri oleh mereka. Bagaimana agar lemparannya bisa FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
90
jauh, bagai mana lemparan bisa tepat, bagaimana melemparkan benda bulat
atau pipih agar jauh, itu semua secara alamiah akan mereka dapatkan.
Contoh nyata adalah bagaimana mereka menggunakan alat bandul
atau benda bertali untuk melontar dan mengait tali layangan yang terentang di
atas, mereka sangat paham benda apa yang harus dilontarkan, sebesar dan
seberat apa benda yang akan dipakai, sepanjang apa tali yang mereka
gunakan untuk memutar benda tersebut. Dalam aktivitas pembelajar atletik,
biasanya keterampilan dasar melempar seperti contoh-contoh konkrit seperti
diuraikan di atas seringkali dilupakan oleh para guru penjas.
Dari beberapa contoh ilustrasi diatas maka tidak ada alasan bagi guru
penjas untuk dapat membelajarkan nomor-nomor lempar dalam kegiatan
atletik.
B. Alat Bantu Pemelajaran Nomor Lempar Linier.
Alat bantu untuk pembelajaran gerak dasar melempar sangat
beragam dan banyak sekali. Dapat dikatakan hampir semua bentuk benda
asal tidak terlalu berat dan tidak terlalu besar dan dapat dimanipulasi oleh
tangan manusia dapat digunakan untuk aktivitas melempar. Benda-benda
berbentuk bulat, pipih, panjang seperti : bola kasti, bola tennis, bola soft ball,
bola medisine, bola sepak, batu bulat atau pipih, bata atau pecahan genting,
tanah liat, potongan kayu, ban sepeda bekas, gulungan kertas dan
sebagainya.
Gambar di bawah ini adalah beberapa contoh alat bantu untuk
pembelajaran gerak dasar lempar linier. (Kreasi Yoyo Bahagia)
Gambar 51. Gambar 52 Gambar 53
Ban Sepeda Bekas Potongan Kayu Tiang bendera FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
91
Gambar 54. Ban Sepeda Mini Yang Dibalut Lakban
Sumber Buku :
Gambar 55. Gambar 56.
Bola Modifikasi Anyaman Bola Tenis Berekor
Gambar 57. Bola Kasti Berekor
Gambar 58. Bola-Bola Plastik Ukuran KecilFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
92
Dengan alat-alat bantu yang sangat sederhana tersebut bahkan
dengan benda-benda yang ada di sekitar kitapun gerak melempar dapat
dilakukan. Anak-anak di pedesaan lebih sering memanfaatkan benda-benda
tersebut untuk digunakan sebagai alat lempar sehari-hari sambil bermain.
Pada gambar 59 di bawah ini, potongan kayu atau potongan kayu
berekor tali rapia atau berekor kain perca dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak dasar lempar linier lewat atas kepala.
Gambar 59. Aktivitas Melempar Dengan Potongan Kayu
Bola tenis atau bola tenis berekor dapat digunakan untuk melakukan
aktivitas gerak dasar melempar lewat atas kepala (gerak lempar linier) atau
bahkan dapat dilontarkan (gerak sirkuler atau memutar/mengayun) dengan
dipegang talinya atau ekornya.
Gambar 60. Bola Tenis BerekorFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
93
Gambar 61
Sikap Gerak Melempar Lewat Atas Kepala Dengan Bola Tenis
Gambar 62
Gerak Melempar Bola Berekor Lewat Atas Kepala
Mengapa bola tenis harus dibuat berekor?
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan bola berekor tersebut,
antara lain; menambah keindahan saat meluncur di udara (apalagi kalau
ekornya warna warni, menahan laju gelundungan saat menggelinding di
tanah, tidak terlalu jauh hasil lontarannya artinya di lahan yang tidak terlalu
luaspun aktivitas melempar dapat dilakukan. Kalau ingin jauh hasil
lemparannya, maka lemparan dapat diubah dengan lontaran yaitu ekornya
dipegang kemudian diayun dan dilontarkan, maka hasil lemparannya akan FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
94
lebih tinggi dan lebih jauh, apalagi kalau sebelumnya dilakukan beberapa
ayunan dengan putaran lengan.
Aktivitas gerak melempar dengan bola berekor dapat dilakukan dengan
berbagai formasi, misalnya seperti formasi gambar 65.
Gambar 63
Aktivitas Gerak Melempar Dengan Bola Berekor
Bola medesine atau bola anyaman modifikasi yang terbuat dari kain
perca atau gulungan kertas yang dimasukkan ke dalam plastik atau kantong
keresak atau dimasukkan ke dalam bola sepak plastik.
Agar aman dan tidak cepat rusak dan tidak kemasukkan air serta rapih,
selanjutnya diberi lakban dan pada bagian luar sekali di anyan dengan tali
rapia yang rapih. Berat bola tersebut dapat di atur dengan bahan isi bola FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
95
yang dipakai. Agar berat tapi aman, gunakan kain perca, agar ringan
gunakan streriofoam.
Bola tersebut ujudnya seperti tampak pada gambar 66.
Bola tersebut dapat digunakan untuk segala jenis gerak dasar
melempar atau dengan tolakan.
Gambar 64. Bola Medisine Modifikasi Dengan Anyaman
Gambar 65. Berbagai Bola Medisine Modifikasi Dengan Anyaman
Penggunaan bola tersebut dalam kegiatan melempar atau menolak
dapat dilihat seperti pada gambar-gambar dibawah ini.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
96
Gambar 66. Gerak Menolak Sambil Duduk
Gambar 67. Gerak Menolak Sambil Berdiri
Gambar 68
Bola Medisine Modifikasi Untuk Aktivitas Gerak MenolakFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
97
Gambar 69.
Bola Medisine Modifikasi Untuk Aktivitas Gerak Melempar Dua Tangan
Gambar 70.
Melempar Dua Tangan Sambil Berdiri
Gambar 71
Aktivitas Gerak Memasukan Bola Medisine Modifikasi Ke Ban SepedaFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
98
Gambar 72
Bola Medisine Modifikasi Digunakan Untuk Aktivitas Menjatuhkan Benda
C. Alat Bantu Pemelajaran Nomor Lempar Sirkuler
Dibawah ini dipaparkan secara sepintas beberapa alat bantu yang
dapat digunakan untuk aktivitas pemelajaran gerak lempar sirkuler. Yang
termasuk dalam katagori lempar dengan gerak sirkuler adalah lempar cakram
dan lontar martil. Contoh alat bantu dan aktivitas geraknya adalah seperti
berikut.
Gambar 75. Ban Motor Atau Sepeda Mini Yang Dililit Lakban
Ban motor atau ban sepeda yang dililit dengan lakban atau dengan
kalin ini akan lebih aman digunakan dalam aktivitas pemelajaran, karena FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
99
minimal akan menutupi kawat yang muncul keluar dari ban bila ban tersebut
telah aus. Oleh karena itu sebaiknya ban yang akan digunakan dalam
aktivitas pemelajaran harus diperiksa dulu dan tidak boleh ada kewat yang
keluar dari karetnya.
Gambar 76 Ban Dalam Motor Vespa
Untuk alat lain dapat juga digunakan balam dalamnya, yang dapat
digunakan adalah bekas ban dalam motor vespa seperti pada gambar 76.
Ban tersebut dapat dilempar dengan jalan dilambungkan atau menggunakan
ayunan lengan terlebih dahulu. Aktivitasnya dapat dilakukan seperti tampak
pada gambar 76 dan 77 di bawah ini.
Gambar 78. Melemparkan Ban DalamFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
100
Gambar 80. Berbagai Gerak Melemparkan Ban Dalam
Ban dalam tersebut dapat juga diikat dengan seutas tali seperti terlihat
pada gambar 78, dan gerak melemparnyapun akan menjadi gerak lontaran
dan akan merupakan gerak dasar melontar martil seperti tampak pada
gambar 79.
Gambar 78. Ban Dalam Motor Vespa Yang Diberi Tali
Gambar 79. Melontarkan Ban Dalam Motor Vespa Yang Diberi TaliFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
101
Untuk aktiivitas pemelajaran gerak dasar lempar cakram, ban sepeda
bekas dapat digunakan. Variasi serta formasi dan target lemparan dengan
mudah dapat kita buat dan tentukan. Ini adalah salah satu upaya guru untuk
menyiasati siswa agar dapat lebih banyak melakukan aktivitas gerak dasar
lempar cakram.
Dengan menempatkan berbagai sasaran atau target yang diatur jauh
dekatnya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, maka hal tersebut akan
memotivasi peserta didik untuk beraktivitas. Dengan sasaran tersebut juga
akan membawa mereka kedalam kesungguhan gerak, dan secara tidak sadar
mereka sudah difasilitasi untuk berkompetisi dengan temannya atau bahkan
untuk melakukan gerakan yang lebih terarah lagi agar dapat mengenai
atau memasukkan ban sepeda tersebut pada target dengan lebih banyak lagi.
Pada gambar 80 di bawah ini adalah salah satu contoh aktivitas
pemelajaran gerak lempar sirkuler (gerak dasar lempar cakram) dengan
target melewati rentangan tali. Dengan rentangan tersebut maka minimal kita
sudah memulai mengarahkan lemparan ke suatu ketinggian dengan begitu
maka akan terbentuk pula sudut gerakan yang dilakukan (angle of release).
Gambar 80
Melemparkan Ban Sepeda Bekas Melewati Rentangan TaliFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
102
Gambar 81.
Melemparkan Ban Sepeda Bekas Ke Suatu Target
Gambar 82. Gerak Dasar lempar Cakram Dengan Awalan Berputar
Pada tingkatan yang masih dini sekalipun, aktivitas gerak dasar lempar
cakram denngan menggunakan putaran dapat diberikan pada peserta didik,
dan merekapun dengan senang hati akan berusaha melakukannya dan
gerakan yang lebih sulit (seperti gb 82) di atas seringkali anak-anak sudah
dapat melakukannya.
Masih banyak lagi alat-alat bantu lain yang tidak sempat dimasukan
dalam modul ini yang dapat memanfaatkan yang ada di sekitar kita atau yang
dapat kita buat sendiri. Variasi gerak melempar dengan berbagai formasi dan
posisi, dengan beragam gerak melemparnya, juga dengan mengatur volume
gerakan, intensitas gerakan, dan lain sebagainya sudah lebih dari cukup
untuk bekal para guru penjas memberikan materi aktivitas belajar melempar
dalam konteks pendidikan jasmani kelak.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
103
D. LATIHAN________________________________
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas
kerjakanlah latihan berikut !
1. Alat dan perlengkapan modifikasi apa saja yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi aktivitas pembelajaran gerak
dasar lempar?
2. Apa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat bantu
yang sederhana tersebut?.
3. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak lempar linier?
4. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak lempar sirkuler aratu gerak lempar rotasi?
5. Apa keuntungan dari alat bantu bola tenis berekor dikaitkan
dengan proses pembelajaran gerak melempar?
Dapatkah bola tenis berekor digunakan untuk penerapan
konsep gerak lempar sirkuler.?
6. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak dasar tolak peluru?
Dibuat dari bahan apa saja alat tersebut akan dibuat,
Bagaimana cara membuat alat tersebut dan bagaimana supaya
aman dan tahan lama?
7. Hit to the target adalah salah satu aktivitas melempar yang
menarik. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk
aktivitas tersebut?.
Bagaimana upaya anda untuk meningkatkan atau menurunkan
tingkat kesulitan belajar dalam aktivitas ”hit to the target’.
8. Bagaimana upaya anda untuk mengarahkan agar ujud lemparan
yang dilakukan siswa mencapai sudut produkktif yang
diharapkan?.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
104
Petunjuk jawaban latihan.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas gunakan ramburambu di bawah ini.
1. Pada hakekatnya gerak melempar adalah sangat sederhana
yaitu melempar denngan satu atau dua tangan, lewat atas atau
bawah kepala, dengan gerak lemparan linier atau sirkuler.
Bentuknya bisa bulat, pipih, panjang, pendek, bert, rinngan,
besar, kecil, dll. Oleh karena itu banyak sekali benda-benda
yang dapat digunakan untuk aktivitas gerak melempar.
2. Alat-alat bantu sederhana yang dapat digunakan bermacammacam dengan pertimbangan tidak terlalu berat, tidak terlalu
besar, mudah dipegang, tidak membahaya, dll.
3. Alat yang digunakan untuk gerak lempar linier ada yang berat
dan ada yang tergolong ringan. Yang tergolong berat, gerak
lemparnya adalah dengan menggunakan teknik mendorong
sehingga alatnyapun bervariasi antara dua sampai 7 kg.
Sedang yang tergolong ringan dapat dilakukan dengan gerak
melempar lewat atas kepala dengan menggenakan satu
tanngan sehingga alatnyapun dapat bervariasi juga karena
beratnya paling berat hanya sampai 800 gram.
4. Alat bantu yang digunakan untuk aktivitas gerak lempar sirkuler
bervariasi antara 1 kg sampai dengan 7 kg, dan bentuknyapun
bisa bermacam-macam juga asal dat dikendalikan dan terkontrol
secara baik manakala dilemparkan.
5. Bola tenis berekor lebih banyak variasinya saat dilempar
dibanding dengan bola tenis biasa, misalnya saja ekor yang
agak panjang dan tebal dapat digunakan sebagai wahana untuk
menghambat lajunya gerak bola, juga akan terlihat indah saat
melayang di udara.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
105
Bila dilempar dengan jalan dipegang ekornya dengan terlebih
dahulu diawali dengan ayunan akan membangun kecepatan
bola itu sendiri saat sebelum dilempar.
6. Untuk gerak lempar yang di tolak, alatnya harus relatif agak
besar dan agak berat. Bentuknya kalau bisa bulat, untuk
pembelajaran denngan menggunkan alat modifikasi yang dapat
dibuat dari gulungan kertas atau kain perca yang dibungkus
plastik dan diperkuat dengan anyaman tali, atau dapat juga
dibuat dari adukan semen yang dimasukkan kedalam bola
plastik.
7. Untuk melempar sasaran, alat bantu yang digunakan relatif
banyak. Yang harus dipertimbangkan adalah alat itu aman
untuk si pelaku atau teman2nnya, bisa kecil atau besar, bisa
ringan atau berat tergantung jenis lemparannya dilemparkan
atau ditolak.
Untuk menurunkan atau meningkatkan tingkat kesulaitan, dapat
saja dengan jalan mengatur jarak lemparan atau bentuk sasaran
yang diperbesar atau diperkecil, dsb.
8. Agar hasil lemparan dapat mencapai sudut yang diharapkan,
maka jalan yang paling praktis adalah dengan jalan
menugaskan agar lemparannya melewati suatu ketinggian yang
ditentukan dengan rentangan tali atau dengan sasaran yang ada
di ketinggian tertentu.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
106
E. RANGKUMAN
Nomor lempar dalam atletik bila ditinjau dari berat ringannya alat dapat
dikelompokan dalam lemparan berat (tolak peluru dan lontar martil) dan
kelompok lempar ringan (lempar lembing dan lempar cakram).
Bila dikaji dari karakteristik gerak, dikelompokan ke dalam dua jenis
juga yaitu; Pertama, nomor lempar dengan gerak linier dimana lintas gerak
alat sejak awal hingga lepas dari tangan menempuh lintasan garis lurus
(lempar lembing dan tolak peluru gaya O’Bryan). Kedua, nomor gerak sirkuler
dimana lintas gerak alat sejak awal hingga lepas dari tangan menempuh
lintasan berupa lingkaran (lempar cakram dan lontar martil serta peluru
dengan awalan berputar).
Bila ditinjau dari rangkaian geraknya, secara umum dilakukan lewat
atas badan, lewat samping badan dan dari bawah ke atas, dengan jalan
dilempar, didorong atau ditolak, diayun dan dilontarkan dengan satu tangan
(lembing, cakram peluru),atau menggunakan dua lengan (lontar martil).
Dalam pemelajaran penjas, banyak aktivitas gerak melempar yang
dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu yang sederhana dan
mudah untuk dibuat, misalnya: bola tenis, bola tenis berekor, bola anyaman,
bola-bola plastik kecil dan sedang, bola-bola empuk dari kain atau sponge,
ban sepeda luar, ban dalam motor, potongan kayu, dll.
Aktivitas lemparan dapat dilakukan berpasangan, lempar tepat ke
sasaran, (menjatuhkan sesuatu /to hit the target, memasukan ban sepeda ke
tiang0, lemparan jauh, lemparan tinggi (bola tenis atau bola tenis berekor),
menggelundungkan ban sepeda dengan dilempar dai atas kepala dengan
satu atau dua tangan, dsb.
Dengan demikian maka banyak hal yang dapat dilakukanoleh guru
penjas untuk menlankan aktivitas pemelajaran gerak-gerak dasar lemparan.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
107
F. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar.
1. Alat dan perlengkapan modifikasi yang dapat digunakan dalam
aktivitas pemelajaran gerak lempar linier adalah:
a. Bola tenis, bola tenis berekor, potongan kayu.
b. Ban sepeda bekas, ban sepeda bertali, bola berekor.
c. Batu kerikil, potongan besi, peluru 4 kg.
d. Pecahan genting, tongkat pramuka, tali yang digantungkan.
2. Keuntungan yang diperoleh dari penggunan alat-alat bantu sederhana
dalam proses pemelajaran nomor-nomor lempar adalah:
a. Intensitas gerak cukup tinggi
b. Volume atau jumlah gerak melempar cukup tinggi
c. Dapat memanfaatkan lapangan atau ruangan yang tidak terlalu
luas
d. Semua benar
3. Untuk memotivasi siswa dalam aktivitas pemelajaran gerak melempar
adalah:
a. Aktivitas melempar sasaran.
b. Melempar menjatuhkan sesuatu
c. Melempar menjatuhkan koran yang dipasang diatas rentangan
tali
d. Semua benar
4. Tugas gerak melempar agar diperoleh sudut lemparan yang
diharapkan ialah;
a. Menempatkan sasaran lempar dengan ketinggian rentangan tali
b. Menempatkan sasaran dengan rentangan tali di tanah
c. Menempatkan sasaran cukup jauh
d. Menjatuhkan suatu benda sebagai sasaran lempar.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
108
5. Kelebihan bola berekor dari bola tenis biasa untuk aktivitas
pemelajaran lempar adalah:
a. Mudah dibuat.
b. Ada keindahan saat dilemparkan
c. Tidak memerlukan lapangan luas
d. Semua bena
Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian
cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
akhir modul ini, hitung jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda dalam mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan
rumus penghitungan yang ada di bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali
80 % - 90 % = Baik
70 % - 80 % = Sedang
>70 % = KurangFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
109
KUNCI JAWABAN
Untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam mempelajari materi dalam
kegiatan ini, cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban di bawah ini,
hitung jawaban anda yang benar, gunakan rumus penghitungan yang ada di
bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali
80 % - 90 % = Baik
70 % - 80 % = Sedang
>70 % = Kurang
KEGIATAN 1 KEGIATAN 2 KEGIATAN 3
1. d 1. c 1. a
2. a 2. a 2. d
3. a 3. d 3. a
4. a 4. d 4. a
5. a 5. a 5. d
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
43
MODUL 3 : PENGEMBANGAN FASILITAS
DAN PERLENGKAPAN PENJAS
Modul ini secara umum akan membahas kajian tentang fasilitas dan
perlengkapan penjas. Mengapa? Karena dalam pemelajaran penjas sudah
menjadi semacam anekdot bahwa kekurang berhasilan guru penjas dalam
menyampaikan meteri sehingga tidak mencapi tujuan yang diharapkan adalah
karena kondisi dan kelengkapan fasilitas dan perlengkapan penjas yang
dimiliki. Memang itu adalah alasan klasik yang dapat diterima oleh akal
sehat, karena aktivitas pemelajaran penjas selalu berkaitan dengan fasilitas
dan perlengkapan penjas.
Namun kurang lancarnya pembelajaran pendidikan jasmani di sekolahsekolah disamping karena kurang memadainya fasilitas penjas yang dimiliki,
juga karena adanya ketergantungan para guru penjas pada fasilitas yang
standard, serta penyampaian materi pemelajaran dengan pendekatan teknik
sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Hal-hal tersebut menyebabkan
aktivitas pembelajaran yang kurang variatif dan cenderung membosankan
peserta didik.
Sebenarnya untuk pembelajaran penjas, guru dapat berbuat lebih
banyak dan lebih fleksibel dalam menggunakan, memanfaatkan bahkan
mengembangkan atau memodifikasi fasilitas penjas yang akan digunakan.
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pada tingkatan
pendidikan sekolah dasar, pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu
“Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar
yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kamampuan atau kondisi
anak, dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.
Dengan demikian tugas ajar tersebut disesuaikan dengan tingkat
perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
44
Perkembangan atau kematangan dimaksud mencakup fisik, psikis, sosial,
maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi
setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke
arah perubahan yang lebih baik.
Tugas ajar yang diberikan berisi pembelajaran berbagai gerak dasar
umum maupun gerak dasar dominan, yang berdasarkan pada pendidikan
gerak. Dengan upaya tersebut diharapkan peserta didik akan memiliki
pengalaman gerak yang banyak dan beragam, sehingga akan menjadi anak
yang kaya gerak dan serta dapat menumbuhkan kembangkan konsep-konsep
gerak yang variatif, serta pemahaman awal tentang pendidikan gerak yang
kelak dapat menumbuh kembangkan sikap menghargai, menghormati,
keberadaan diri dan lingkungan.
Pengembangan fasilitas dan perlengkapan atletik artinya melengkapi
yang sudah ada dengan jalan mengadakan, memperbanyak, menata fasilitas
dan perlengkapan yang sederhana atau yang dimodifikasi. Tujuannya adalah
untuk memberdayakan anak agar bisa lebih banyak bergerak dalam situasi
yang menarik dan gembira tanpa kehilangan esensi atletik itu sendiri.
Agar fasilitas yang ada dapat digunakan untuk kegiatan atletik secara
optimal, tidak ada salahnya bila lapangan, halaman sekolah, taman, kebun
atau ruangan yang ada, ditata atau dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan. Di sekitar halaman sekolah dapat dilengkapi dengan fasilitas
bermain seperti arena untuk aktivitas menggantung, mengayun, meniti
tangga, dan arena keterampilan lainnya. Jangan lupakan pula fasilitas untuk
tempat duduk, yang mungkin juga dapat digunakan untuk aktivitas
pengembangan kesegaran jasmani seperti naik turun tempat duduk dari
tembok tersebut.
Seorang guru penjas harus menyadari betul posisi dan kedudukan.
Banyak hal yang dapat diperbuat oleh para pendidik penjas untuk
membangun, mendidik, membina, mengajar serta mengembangkan potensi
siswa dari berbagai sisi (bio-psiko-sosio cultural). Artinya melalui aktivitas
pembelajaran atletik potensi-potensi siswa baik potensi fisik yang
berhubungan dengan fisik antropometrik seperti tinggi dan berat badan, FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
45
maupun komponen kemampuan fisik seperti : kekuatan, daya tahan,
kecepatan, kelincahan, keseimbangan, koordinasi dan keterampilannya dapat
dikembangkan. Begitu pula aspek-aspek yang berkaitan dengan psikologis
siswa seperti: sportivitas, tanggung jawab, ambisi, kesabaran, menghormati
orang lain, gigih, rela berkorban, kesungguhan, pantang menyerah, disiplin,
kerjasama, toleransi, dan lain sebagainya dapat dibina, diarahkan,
dikembangkan melalui kegiatan penjas.
Aktivitas atletik itu sendiri dapat terlaksana dengan baik apabila
fasilitas yang dimiliki sekolahnya memadai untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar penjas, yang berarti pula bahwa setiap lahan yang ada di
lingkungan sekolah dapat difungsikan dan dioptimalkan untuk kegiatan atletik.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam pemahaman tentang pengembangan fasilitas dan
perlengkapan penjas. Manfaat yang dapat diperoleh dari modul ini, antara
lain mahasiswa memahami bahwa pengembangan fasilitas dan perlengkapan
atletik harus dilakukan. Selanjutnya mahasiswa betul-betul paham tentang
gagasan dilakukannya pengembanngan/modifikasi fasilitas dan perlengkapan
penjas khususnya atletik.
Modul ini dapat dikuasai dengan baik, apabila mahasiswa dapat
mengikuti alur pemikiran sebagai acuan dalam melaksanakan aktivitas
pemelajaran kelak.
Setelah mempelajari modul ini.
1. Diharapkan mahasiswa memahami urgensi dari pengembangan
fasilitas dan perlengkapan penjas.
2. Diharapkan mahasiswa dapat memahami upaya modifikasi yang
harus dilakukan guna kelancaran aktivitas pemelajaran atletik.
3. Diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan
pengetahuan dan pemahaman tentang tentang keberadaan
fasilitas dan perlengkapan atletik dalam aktivitas
pemelajarannya. FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
46
4. Dengan pemahaman tersebut diharapkan dapat
mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam berbagai situasi
pemelajaran atletik.
5. Diharapkan pula mahasiswa dapat menggali dan
mengembangkan diri dalam merancang, menciptakan, membuat
atau bahkan memproduksi alat dan perlengkapan atletik
modifikasi.
Materi modul ini disusun menjadi tiga kegiatan belajar yaitu:
Kegiatan Belajar 1 ; Pengembangan Fasilitas dan Perlengkapan
Atletik Untuk Pemelajaran Nomor-nomor
Jalan dan Lari.
Kegiatan Belajar 2 ; Pengembangan Fasilitas dan Perlengkapan
Atletik Untuk Pemelajaran Nomor-Nomor
Lompat
Kegiatan Belajar 3 ; Pengembangan Fasilitas dan Perlengkapan
Atletik Untuk Pemelajaran Nomor-Nomor
Lempar
Agar dapat memahami materi modul ini dengan baik serta mencapai
kompetensi yang diharapkan, gunakan strategi belajar sebagai berikut.
1. Bacalah uraian materi setiap kegiatan belajar dengan seksama
2. Lakukan latihan sesuai dengan petunjuk dalam kegiatan ini.
3. Cermati dan kerjakan tugas-tugas, gunakan hasil pemahaman
yang telah anda miliki.
4. Kerjakan tes formatif seoptimal mungkin, dan gunakan ramburambu jawaban untuk membuat penilaian.
5. Nilailah hasil belajar anda sesuai dengan indikatornya.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
47
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGEMBANGAN FASILITAS DAN PERLENGKAPAN ATLETIK
UNTUK PEMBELAJARAN NOMOR JALAN DAN LARI.
A. Pengembangan Fasilitas Pembelajaran Atletik
Kegiatan atletik yang meliputi : jalan, lari, lompat, lempar tidak selalu
harus menggunakan lapangan atletik yang standar. Fasilitas yang tersedia di
lingkungan sekolah seperti lapangan olahraga yang ada, lapang upacara,
halaman sekolah, taman, kebun, parit, selokan, tanah kosong, atau ruangan
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran atletik. Para guru penjas
harus pandai-pandai memilih dan menggunakan fasilitas tersebut sesuai
dengan tingkat usia, kelas, kemampuan fisik, kemampuan gerak, pengalaman
gerak siswa atau jenis kelamin.
Bentuk kegiatan jalan atau lari tidak harus selalu dilakukan di lintasan
atletik dengan lapangan standard, namun dapat saja diberikan di manapun,
bahkan dengan ruang gerak yang tidak terlalu luaspun asalkan guru dapat
mengatur giliran melakukan dengan baik. Berbagai gerak dasar umum
maupun gerak dasar dominan jalan dan lari ke berbagai arah, oleh seseorang
atau berpasangan berdua, bertiga atau beregu, serta berbagai bentuk
permainan dapat dilakukan tanpa alat sekalipun atau dengan menggunakan
alat bantu, melalui atau melewati alat bantu, tanpa harus kehilangan esensi
dari gerak jalan atau lari yang terkandung dan menjadi tujuan pembelajaran.
B. Perlengkapan Atletik Untuk Kegiatan Jalan dan Lari
Gerak dasar jalan dan lari dapat dilakukan tanpa alat bantu atau
dengan menggunakan alat bantu. Dalam pembelajaran nomor jalan dan lari
hanya sedikit alat bantu standard yang dapat digunakan. Misalnya untuk
pembelajaran lari gawang, ya menggunakan gawang. Untuk pembelajaran
start jongkok, biasanya menggunakan start blok, serta fasilitas lain berupa FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
48
lintasan dan sepatu lati. Hanya itu saja yang sering digunakan dalam
pembelajaran, selebihnya adalah tanpa menggunakan alat, iItu pula yang
mungkin mengakibatkan kejenuhan pada para siswa untuk mengikuti
pembelajaran olahraga atletik.
Untuk menggairahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik di
nomor jalan dan lari sebenarnya dengan pendekatan bermain atletik sudah
terbukti efektif, baik dari sisi waktu aktif belajar siswa, keterlibatan siswa,
maupun dari sisi perkembangan komponen biomotoriknya. (Penelitian penulis
tentang aktivitas bermain atletik bagi siswa sekolah dasar tahun 2006 dan
tahun 2007)
Banyak alat bantu yang sangat sederhana dapat digunakan, banyak
pula variasi gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan yang dapat
dilakukan dalam pengajaran nomor jalandan lari dengan pendekatan bermain,
Beberapa macam alat bantu pembelajaran nomor jalan dan lari lari
yang dapat dan sering digunakan adalah berupa: ban-ban sepeda bekas,
kardus bekas, bilah - bilah bambu, gawang-gawang kecil, tas atau
perlengkapan lain, seutas tali/tambang, bangku swedia dll. Di bawah ini
dapat diperlihatkan berbagai alat bantu sederhana yang dapat digunakan
untuk ektivitas pembelajaran atletik nomor-nomor lari
a. Pemanfaatan dan penataan ban sepeda bekas.
Ban sepeda bekas, di daerah tertentu masih sangat mudah di dapat.
Banyak keuntungan dari penggunaan ban sepeda bekas untuk pembelajaran
atletik klhususnya nomor jalan, lari dan lompat antara lain:
1) Mudah didapat.
2) Murah, sekalipun harus dibeli.
3) Tahan Lama.
4) Relatif aman atau tidak berbahaya, karena kelenturannya.
5) Mudah ditata dalam penyimpatan maupu dalam penggunaan.
6) Mudah dipindah-pindah
7) Banyak manfaat dan variatifFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
49
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa beragam alat bantu yang
dapat digunakan untuk menyajikan berbagai materi pelajaran yang akan
berikan pada siswa. Guru penjas jangan terpaku kepada peralatan standar
yang harus diberikan, yang seringkali akan membosankan kepada kita sendiri
sebagai pengajar. Ban sepeda bekas untuk pembelajaran berbagai gerak
dasar jalan dan lari dapat ditata sedemikian rupa mulai dari formasi yang
paling sederhana dan hingga formasi yang berbeda dan lebih variatif. Seperti
terlihat pada gambar-gambar di bawah ini:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 1. Formasi Lurus Beraturan
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Untuk membuat formasi tersebut sangatlah mudah, ban sepeda ditata
dalam satu garis lurus saling bersinggungan, sehingga jaraknya relatif sama.
Dalam membuat formasi tersebut, seluruh siswa dapat dilibatkan dengan
jalan menyusun formasi sesuai dengan gambar yang disiapkan sebagai
pesan. Atau masing-masing siswa memegang ban sepeda yang dilingkarkan
ke badannya, kemudian berbaris menata diri dengan jarak singgungan ban
sepeda. Setelah itu ban sepeda dilepaskan dan diletakkan di lantai atau di
tanah. Setelah itu siswa keluar dari lingkaran ban sepeda dengan melangkah
mundur atau maju tiga langkah, maka akan terbentuklah formasi tersebut.
Gerak-gerak dasar apa saja saja yang dapat dilakukan dengan formasi
tersebut?
Banyak gerak dasar jalan atau gerak dasar umum lari yang dapat
dilakukan. Baik dengan petunjuk atau instruksi gurunya atau bahkan siswa FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
50
dilibatkan untuk menampilkan beberapa gerak dasar sesuai dengan
pengetahuan dan keinginan dan pemahaman mereka.
Manakala satu orang siswa mencontohkan maka siswa lainnya harus
menirukan contoh tersebut. Setelah selesai melakukan giliran, selanjutnya
siswa yang kedua dan selanjutnya mendemontrasikan gerak dasar lari yang
berbeda dengan gerak dasar lari yang telah diperagakan oleh teman
sebelumnya. Dengan demikian giliran siswa selanjutnya akan ditantang untuk
berpikir memperagakan contoh gerak dasar lari yang semakin membutuhkan
khayalan dan pikiran mereka. Pendekatan seperti ini akan melibatkan siswa
untuk berpikir dan berbuat kritis.
Contoh sederhana gerak dasar umum lari yang dapat dilakukan
misalnya: lari biasa dengan perlahan, lari angkat lutut, lari angkat tumit, berlari
angkat lutut menyamping kanan, idem menyamping kiri, lari melewati satu
ban, lari dengan gerak kaki lurus, dan lain sebagainya.
Formasi selanjutnya dapat dibuat seperti gambar 2.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 2. Formasi Ban Bepeda Jaraknya Semakin Renggang
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Pada gambar 2 tersebut kita dapat memfasilitasi hampir sebagian
besar siswa sesuai dengan kondisi, jenis kelamin atau kemampuannya.
Siswa putri atau putra yang diduga mempunyai kondisi fisik yang masih
rendah, dapat ditempatkan pada formasi gambar yang lebih rapat, artinya
tugas yang diberikan pada siswa tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan
atau keterampilannya. Selanjutnya siswa yang merasa lebih terampil atau FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
51
lebih tinggi atau lebih kuat atau lebih tertantang, dapat memilih formasi
dengan jarak yang lebih jarang.
Formasi selanjutnya ban sepeda dapat ditata sedemikian rupa
sehingga membentuk alur yang berupa curva seperti terlihat pada gambar
selanjutnya.
Gambar 3. Ban Sepeda Ditata Membentuk Curva
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Gerak dasar umum lari yang dapat dilakukan dapat sama dan serupa
seperti gerak yang dilakukan pada gambar 1. Maksud dan tujuan dari
perubahan formasi ini sebenarnya adalah sebagai siasat saja agar siswa
dapat bergerak dengan lebih banyak tanpa merasa bosan dengan tugas yang
dilakukan sebelumnya. Bila siswa dapat lebih banyak aktif atau lebih banyak
bergerak dengan intensitas yang bervariasi, minimal kondisi kesegaran
jasmaninya akan terbina lebih baik.
Pada gambar 4 di perlihatkan penataan jarak antara ban sepede lebih
renggang lagi, tapi pada setiap barisnya diusahakan mepunyai jarak yang
sama. Dengan kondisi semacam itu siswa difasilitasi untuk melewati ban-ban
sepeda tersebut dengan langkah yang lebih panjang atau dengan gerak lari
yang lebih cepat agar tidak terkesan melompat-lompat.
Dengan disediakannya jarak yang berbeda untuk tiab baris ban
sepeda, itu bermakna bahwa siswa dapat memilih sap ban sepeda mana
yang sudah sesuai dengan kemampuan berlarinya.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
52
A 1 2 3 4 5 6 7
B 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 4. Ban Sepeda Ditata Dengan Jarak Antara
Yang Lebih Renggang
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Pada gambar 4 di atas nampak bahwa baris C jarak antara ban
sepedanya lebih renggang dari baris B maupun baris A.
Selanjutnya aktivitas berlari juga dapat menggunakan alat ban sepeda
dengan kardus yang formasinya dibuat sedemikian rupa hingga dapat
menarik minat siswa untuk melakukannya. Kegiatan dan formasi tersebut
dapat dibuat seperti pada gambar 5 ini, dimana siswa akan terangsang untuk
melakukannya, apalagi kalau ada tugas untuk mencoba mengejar siswa yang
ada didepannya, yang berarti akan menantang siswa untuk berlari lebih cepat.
Penataan atau formasi seperti itu dapat juga dikembangkan dengan
membuat jallur ban sepedanya menjadi dua, sehingga siswa secara berduaberdua misalnya siswa yang sebelah kiri selanjutnya memutar ke kiri dan
yang sebelah kanan berputar ke kanan. Dengan dimikian dua kelompok
siswa dapat beraktivitas lari melewati formasi tersebut dengan ujud
kompeteisi.
Gambar 5. Taman Berlari Dengan Ban Sepeda Dan Kardus
(Sumber: Kazenbogner 1996)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
53
Dalam pembelajaran nomor-nomor lari agar lebih menarik lagi, maka
bentuk aktivitasnya harus diarahkan ke bentuk aktivitas berlomba atau
berkompetisi, agat mereka dapat menampilkan dan menguji kemampuannya
dirinya, kecepatannya, kekompakan regunya, kebersamaan serta kegigihan
dengan orang atau regu lain.
Beberapa alat bantu sederhana dapat digunakan dalam aktivitas lari
estafet seperti ban sepeda bekas maupun kardus bekas. Formasi dan jarak
serta bentuk aktivitas lomba estafet dapat disajikan dalam berbagai variasi
yang menarik seperti pada gambar-gambar di bawah ini.
Gambar 6
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Memindahkan Ban Sepeda
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Gambar7.
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Memindahkan Kardus
(Sumber: Kazenbogner 1996)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
54
Gambar 8.
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Melewati Kardus
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Gambar 9.
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Memindahkan Kardus
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Gambar 10
Aktivitas Lomba Lari Estafet Dengan Menggunakan Ban Sepeda
(Sumber: Kazenbogner 1996)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
55
Selanjutnya ban sepeda juga dapat dibuat formasi untuk kegiatan
gerak dasar lari gawang. Ban sepeda terdiri dari 3 buah, yang satu diletakkan
di lantai dan yang dua lainnya disusun tegak saling bersandar, sehingga dari
tiga buah sepeda tadi dapat dibuat suatu bentuk segitiga dan dibangun suatu
ketinggian. Pengaturan jarak antara segitiga tersebut dapat dibuat untuk
irama satu langkah, dua langkah atau bahkan tiga atau lima langkah siswa.
Dengan formasi ban sepeda ini kegiatan akan lebih menarik lagi. Jarak
antara rintangan tersebut dapat dibuat untuk 3 langkah atau untuk lima
langkah lari dan untuk tiap baris formasi, jaraknya dibuat berbeda untuk
memfasilitasi perbedaan kemampuan siswa.
KI KA KI KA KI
Gambar 11. Ban Sepeda Ditata Membentuk Segitiga
(Kreasi Yoyo Bahagia)
b. Pemanfaatan bilah bambu atau sejenisnya
Bilah bambu atau reng kayu atau penggaris kayu yang panjang dapat
pula digunakan sebagai alat bantu pembelajaran jalan dan lari. Seperti
halnya ban sepeda, bilah bambu dan semacamnyapun hampir sama dengan
ban sepeda, yaitu mudah didapat, murah bila harus dibeli, bahayanya kurang,
mudah ditata, mudah dibawa dan dipindah-pindahkan dan mudah
penyimpanannya.
Seperti halnya ban sepeda, maka penataan bilah bambu juga relatif
mudah, rapih serta jaraknya mudah untuk diatur. Misalnya dapat ditata
dengan jarak seragam seperti penataan ban sepeda pada gambar 12.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
56
Dengan formasi seperti itu, berbagai gerak dasar umum jalan dan lari
dapat dilakukan oleh para siswa. Seperti halnya aktivitas dengan
menggunakan ban sepeda pada formasi ”gambar 1”, maka dengan
menggunakan bilah bambupun siswa dapat dengan leluasa memberikan
contoh peragaan satu persatu dan diikuti oleh teman-teman lainnya. Dengan
pendekatan semacam ini, kreativitas siswa dfilibatkan.
Gambar 12. Bilah Bambu Ditata Dengan Jarak yang Sama
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Selanjutnya jarak bilah bambu dapat ditata dengan semakin renggang
seperti formasi gambar 2 dengan menggunakan ban sepeda. Dengan
formasi seperti itu berati siswa dapat melewati bilsh-bilah bambu dengan jalan
berlati harus semakin cepat, agar langkah lari yang mereaka lakukan tidak
terkesan melompat-lompat. Dengan demikian diharapkan juga dapat
terbentuk atau terbina pemahaman bahwa dengan kecepatan yang cukup
tinggi berarti panjang langkah juga semakin panjang, artinya pula bahwa bila
fasilitas jarak peralatan yang ditata semakin renggang, maka mereka harus
berusaha semakin meningkatkan kecepatan larinya.
Gambar 13. Bilah Bambu Ditata Dengan Jarak Semakin Renggang
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
57
Dengan penataan jarak seperti pada gambar 13 tersebut, maka siswa
dapat difasilitasi melakukan gerak dasar lari untuk semakin cepat. Karena bila
kecepatannya kurang maka gerakan selanjutnya yang ia peroleh adalah
mungkin melompat-lompat karena kurang kecepatan.
c. Pemanfaatan kardus bekas atau sejenisnya.
Gambar 14. Penataan Kardus Dengan Formasi Zig-Zag
(Kreasi Herry Kurniawan
Pada gambar 14, kardus bekas dapat ditata dengan formasi zig-zag.
Formasi ini dapat digunakan untuk pemanasan dengan berjalan atau
berlari perlahan sesuai arah panah. Untuk memperbanyak aktivitas lari
tersebut maka gerakan atau cara berlarinya dapat divariasikan, misalnya lari
biasa, lari sambil memegang pundak temannya yang di depan, berlari dengan
gerak langkah kesamping kiri atau langkah samping kanan, atau sambil
melompat-lompat dengan dua kaki, dsb.Kegiatan tersebut akan terlihat
harmonis dan dinamis dengan penuh keceriaan bila dilakukan dengan
melibatkan banyak siswa, misalnya satu kelas sekaligus atau bahkan dua
kelas.
Gambar 15. Penataan Kardus dengan Formasi Berhadapan
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
58
Dengan formasi kardus seperti gambar 15, dapat digunakan untuk
kegiatan lari biasa, atau berangkat dengan lari sambil angkat lutut, saat
kembali dengan lari biasa (dan variasi lainnya).
Formasi tersebut juga dapat digunakan untuk lomba lari sambung
bolak balik (shuttle run).
Selanjutnya karduspun dapat ditata dengan formasi seperti gambar 19
Gambar 16. Penataan Kardus Dengan Formasi Lurus Beraturan
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Dengan formasi menggunakan kardus tersebut, siswa dipaksa untuk
mengangkat lututnya saat berusaha berlari melewati kardus-kardus itu agar
tidak menginjaknya atau menendangnya. Manakala jaraknya dibuat lebih
jauh dan dengan menambah ketinggian dengan menyimpan satu kardus lagi
di atasnya atau disampingnya, maka gerak dasar lari gawang dapat
diberikan.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
59
Formasi dan kegiatan tersebut dapat dilakukan seperti terlihat pada
gambar 27
Gambar 17. Penataan Kardus Untuk Lari Rintangan
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Pada gambar 18, bilah bambu diletakkan di atas kardus, kegiatan lari,
lompat-lompat atau garak dasar lari gawang dapat dilakukan melewatinya.
Gambar 18. Penataan Kardus Dengan Bilah Bambu
(Kreasi Herry Kurniawan)
Dengan pengaturan jarak antara, serta dengan menambah jumlah
rintangan disamping gawang-gawang itu sehingga rintangannya menjadi lebih
lebar, maka kegiatan lari, lari gawang dapat dilakukan secara bersama sama
sambil bergandengan tangan, sehingga aktivitas yang dilakukan akan lebih
menarik. Aktivitas tersebut dengan tidak disadari akan menambah jumlah
waktu keterlibatan siswa dalam beraktivitas tanpa kehilangan keceriaan.
Aktivitas gerak dasar leri gawang dapat juga dilakukan dengan pendekatan FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
60
bermain melewati rintangan box atau kardus yang ditata seperti pada gambar
19 dibawah ini yang menyerupai taman bermain.
Gambar 19. Penataan Kardus Untuk Taman Bermain
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Alat yang lebih mendekati pada ujud sebenarnya untuk pembelajaran
lari gawang adalah dengan menggunakan gawang lipat yang sederhana yang
dibuat dari bahan almunium seperti pada gambar 20, 21 dan 22 di bawah ini.
Gambar 20. Gawang Lipat Dilihat Dari SampingFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
61
Gambar 21. Gawang Lipat Dilihat Dari Samping Setelah Diturunkan
Ketinggiannya
Gambar 22. Gawang Lipat Dilihat Dari Depan
Dengan gawang lipat multi ketinggian ini kita dapat mengatur
ketinggian gawang sesuai dengan apa yang kiya inginkan, atau dapat
disesuaikan dengan keadaan siswa. Alat ini dapat pula dibuat dari bahan
pralon yang dapat disambung-sambungkan dengan soket, sehingga
ketinggiannya dapat di atur. Namun dengan pralon ini kurang praktis karena
dalam mengatur ketinggian gawang harus bongkar pasang, sedangkan
dengan gawang lipat dari alumunim ini mengatur ketinggian gawang adalah
dengan jalan menaik turunkan lipatannya saja. Masih banyak alat bantu
sederhana yang dapat digunakan untuk aktivitas pemelajaran jalan dan lari,
terutama dalam menata berbagai formasi pengajaran.
Dari beberapa contoh alat bantu dan formasi untuk aktivitas gerak jalan
dan lari tersebut diharapkan bahwa para guru penjas jangan sampai patah
semangat dan jangan terpaku hanya kepada peralatan standar saja. Karena
ternyata dengan alat-alat bantu yang sangat sederhanapun dapat digunakan FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
62
sebagai media untuk pembelajaran gerak dasar jalan dan lari secara padat
dan variatif.
C. LATIHAN________________________________
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas
kerjakanlah latihan berikut !
1. Alat dan perlengkapan modifikasi apa saja yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi aktivitas pembelajaran gerak
dasar jalan dan lari?
2. Apa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat bantu
yang sederhana tersebut?.
3. Apa kelemahannya bila seorang guru penjas selalu
mengandalkan alat dan perlengkapan standar untuk aktivitas
pembelajaran jalan dan lari?
4. Apakah dengan alat-alat bantu yang sederhana tersebut harus
ditata dan dilakukan pada fasilitas alau lapangan atletik saja?
Kalau tidak, dimana saja aktivitas tersebut dapat dilakukan?
Apa alasan atau argumentasi anda?
5. Bagaimana menata ban sepeda untuk aktivitas pembelajaran
gerak dasar lari agar tidak membosankan siswa?
Berikan contoh minimal 5 formasi penataan.
6. Dengan menggunakan alat-alat bantu yang sangat sederhana
tersebut, kita dapat memfasilitasi seluruh siswa untuk
berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran, baik ditilik dari jenis
kelamin, kemampuan fisik maupun struktur fisik antropometrik
(ukuran tubuh).
Berikan contoh sederhana ppenggunaan alat-alat tersebut.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
63
Petunjuk jawaban latihan.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas gunakan ramburambu di bawah ini.
1. Banyak alat bantu sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk
melakukan aktivitas pembelajaran jalan dan lari. Karena pada
hakekatnya jalan dan lari adalah gerakan sederhana yaitu
melangkahkan kedua tungkai secara perlahan ataupun cepat.
2. Alat-alat bantu sederhana mempunyai banyak keunggulan bila
dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran atletik terutama
aktivitas jalan dan lari, baik ditinjau dari sisi kemudahan,
keamanan, kemanfaatan maupun dari sisi pengadaan dan
pemeliharaan.
3. Alat-alat yang standar sangat sedikit serta kalaupun diadakan
harganyanya juga cukup mahal. Dengan jumlahnya yang relatif
sedikit itu seringkali menyebabkan aktivitas siswa relatif rendah.
4. Fasilitas yang dimiliki sekolah sangat minim untuk kegiatan
atletik, kecuali sekolah yang dekat ke lapangan atletik. Namun
demikian bukan berarti aktivitas pembelajaran tergantung pada
fasilitas lapangan atletik yang standar saja.
5. Banyak variasi dan formasi yang dapat dibentuk, dan kelebihan
lainnya dari penatan tersebut adalah dapat melibatkan siswa
untum menata alat-alat tersebut, apalagi bila dipandu denngan
media gambar formasi alat yang diberikan pada siswa.
6. Dengan alat bantu sederhana keragaman potensi atau
kemampuan siswa baik secara fisik maupun secara psikologis
dapat difasilitasi dengan penataan alat-alat bantu yang
sederhana itu yaitu dengan penataan jarak antara, ketinggian,
jumlahnya serta repetisinya yang disesuaikan dengan keadaan
siswa.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
64
D. RANGKUMAN
Kegiatan atletik yang meliputi : jalan dan laritidak selalu harus
menggunakan lapangan atletik yang standar. Bentuk kegiatan jalan atau lari
tidak harus selalu dilakukan di lintasan atletik dengan lapangan standard,
Fasilitas yang tersedia di lingkungan sekolah seperti lapangan olahraga yang
ada, lapang upacara, halaman sekolah, taman, kebun, parit, selokan, tanah
kosong, atau ruangan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran
atletik.
Berbagai gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan jalan dan
lari ke berbagai arah, oleh seseorang atau berpasangan berdua, bertiga atau
beregu, serta berbagai bentuk permainan dapat dilakukan tanpa alat
sekalipun atau dengan menggunakan alat bantu, melalui atau melewati alat
bantu, tanpa harus kehilangan esensi dari gerak jalan atau lari yang
terkandung dan menjadi tujuan pembelajaran.
Beberapa macam alat bantu pembelajaran nomor jalan dan lari lari
yang dapat dan sering digunakan adalah berupa: ban-ban sepeda bekas,
kardus bekas, bilah - bilah bambu, gawang-gawang kecil, tas atau
perlengkapan lain, seutas tali/tambang, bangku swedia dapat ditata
sedemikian rupa hingga dapat menyajikan berbagai aktivitas yang variatif dan
menarik.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
65
E. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar.
1. Aktivitas pemelajaran atletik nomor jalan dan lari dapat dilakukan
dimana
saja antara lain:
a. Di lapangan upacara
b. Halaman sekolah
c. Taman atau kebun sekolah
d. Semuanya betul.
2. Alat bantu yang dapat digunakan dalam aktivitas pemelajaran lari
adalah:
a. Ban sepeda bekas
b. Bangku Swedia
c. Bola tenis berekor.
d. Bola medisine
3. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat bantu sederhana
adalah:
a. Siswa lebih bergairah dengan keterlibatan yang optimal baik
dalam volume maupun intensitasnya
b. Dapat meningkatkan kemampuan penguasaan teknik yang baik
c. Dapat mengembangkan berbagai aspek kemampuan fisik.
d. Alat-alat bantu sederhana dapat menggantikan peran alat bantu
standard.
4. Alat bantu sederhana mana yang lebih banyak digunakan untuk
berbagai pemelajaran gerak dasar atletik.
a. Ban sepeda luar
b. Bilah bambu
c. Kardus bekas
d. Gawang lipatFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
66
5. Alat bantu sederhana sangat praktis dalam penataan dan
penggunaannya. Bagaimana menata atau menggunakan alat-alat
bantu tersebut memfasilitasi keragaman kemampuan dan kondisi serta
jenis kelamin siswa.
a. Dengan penataan jarak antara, ketinggian, jumlahnya serta
repetisinya yang disesuaikan dengan keadaan siswa.
b. Ditata saja secara seragam asal dengan jarak dan ketinggian
dan repetisi yang disesuaikan.
c. Jaraknya diatur sama namun jumlah melakukan berbeda
d. Ditata sama saja untuk semua peserta didik.
Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian
cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
akhir modul ini, hitung jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda dalam mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan
rumus penghitungan yang ada di bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali
80 % - 90 % = Baik
70 % - 80 % = Sedang
>70 % = KurangFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
67
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGEMBANGAN FASILITAS DAN PERLENGKAPAN ATLETIK
UNTUK AKTIVITAS PEMBELAJARAN NOMOR LOMPAT
A. Pengembangan Fasilitas dan Perlengkapan Pembelajaran
Fasilitas dan perlengkapan untuk nomor lompat yang standar sangat
terbatas serta seringkali sekolah-sekolah hampir tidak mempunyai. Bila
adapun hanya sebatas kelengkapan saja, karena pada kenyataannya jarang
guru penjas yang menggunakan fasilitas tersebut. Katakan saja ada tersedia
bak lompat jauh lengkap dengan pasirnya. Namun dalam kenyataannya bak
lompat tersebut keadanya terbengkalai dan kadang ditumbuhi rumput,
kenapa.
Salah satu alasannya adalah pasirnya keras atau cepat padat pada
saat digunakan sehingga harus dicangkul berkali-kali dan itu yang biasanya
membuat repot guru penjas. Bila kurang baik dalam mencangkul dan
meratakan pasir maka dapat menipu siswa seolah pendaratannya empuk,
padahal keras hingga dapat mencederai siswa.
Demikian pula fasilitas dan perlengkapan untuk lompat tinggi, katakan
saja mempunyai tiang dari kayu. Itupun jarang terlihat ada aktivitas
pemelajaran lompat tinggi dengan menggunakan tiang tersebut. Belum lagi
harus menyiapkan tempat pendaratan yang aman yaitu matras yang cukup
tebal. Hal-hal seperti itu yang seringkali menyebabkan tidak atau jarang
dilaksanakan pemelajaran nomor-nomor lompat.
Pengetahuan serta pemahaman tentang jenis dan macam alat bantu
modifikasi serta cara menggunakan alat bantu adalah sebagai solusi
sekaligus sebagai terobosan dalam pemberian meteri pemelajaran nomornomor lompat dalam atletik. Berbagai alat bantu sangat sederhana dapat
memfasilitasi keterbatasan dalam hal pemelajaran nomor-nomor lompat
dalam atletik seperti yang akan disajikan dalam pembahasan selanjutnyAFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
68
B. Penataan Alat Untuk Aktivitas Pemelajaran Gerak Dasar
Lompat Jauh atau Lompat Jangkit
Aktivitas pembelajaran gerak dasar lompat dapat dilakukan dengan
menggunakan alat-alat yang sederhana seperti halnya pula alat yang
digunakan untuk pembelajaran jalan dan lari. Formasi dan aktivitasnyapun
dapat ditata dan dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya melompat-lompat dengan dua kaki menghadap ke depan
dengan berbagai sikap, lengan ditekuk disamping badan, posisi kedua lengan
lurus ke depan, lurus ke atas, lurus ke samping, bertolak pinggang tanpa
menggerakkan badan atau dengan meliuk-liukkan badan ke kiri dan ke kanan
atau ke depan ke belakang. Dapat juga dilakukan dengan lompat-lompat
dengan dua kaki menyamping kiri atau menyamping kanan, atau dengan
melompat-lompat dengan satu kaki kiri saja atau kaki kanan saja (hopping),
atau dengan langkah kijang (bounding), atau dengan variasi hop-hop-hopstep-step-step-hop-hop dst, seperti pada formasi gambar 23 di bawah ini.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 23. Penataan Ban Sepeda Dirapatkan
Dengan formasi seperti pada gambar 23 tersebut, aktivitas yang telah
disebutkan di atas dapat divariasikan lagi intensitasnya dengan melompatlompat melewati satu ban atau selang satu ban, sehingga lompatannya agak
jauh, atau dengan melompati selang dua ban.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
69
Dapat pula ban sepedanya ditata dengan jarak yang direnggangkan
tapi jarak antara bannya di usahakan seimbang. Untuk memfasilitasi adanya
perbedaan kemampuan individu tersebut, maka setiap sap ban sepeda dibuat
berbeda pula jarak antara bannya, agar siswa dapat memilih baris yang mana
yang ia inginkan sesuai dengan kemampuannya.
1 2 3 4 5 6 7
Gambar 24. Ban Sepeda Ditata Lebih Renggang.
Formasi ban sepeda selanjutnya dapat pula mengubah formasi gambar
23 menjadi formasi seperti pada gambar 25 di bawah ini. Dengan formasi
seperti itu siswa dapat lebih kreatif untuk menampilkan berbagai jenis gerak
melompat dengan satu kaki atau dengan dua kaki, dengan arah gerak yang
seragam atau bahkan arah gerak yang tidak menentu, yaitu dengan
melompat sambil berputar ke kanan atau ke kiri, ke arah depan atau balik lagi
ke belakang.
Gambar 25 Ban Sepeda Ditata Zig-Zag Teratur.
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Ban sepeda juga dapat di tata seperti pada gambar 26 di bawah ini.
Gambar 26. Ban Sepeda Ditata Satu Dua.
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
70
Dengan formasi gambar 26 tersebut, berbagai gerak dasar lompat
dengan satu kaki atau dengan dua kaki dapat dilakukan oleh para siswa, atau
melompat-lompat dengan bentuk permainan.
Formasi penataan ban sepeda dengan jarak dan letak yang tidak
teratur dapat juga anda perbuat seperti pada gambar 27 di bawah ini.
Gambar 27. Ban Sepeda Ditata Secara Acak Tidak Teratur
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Dengan formasi itu dapat dilakukan berbagai gerak dasar lompat,
dapat dilakukan permainan lompat ”tidak boleh berdua” atau ”tidak boleh
bertiga” dalam satu ban sepeda, sehingga siswa akan berusaha berpindah ke
ban yang lain manakala ada siswa lain yang melompat ke bannya, atau
bahkan sengaja menempati ban orang lain agar orang lain tersebut melompat
berpindah tempat.
Selanjutnya ban sepeda dengan kardus dapat digunakan untuk
melakukan aktivitas pengajaran gerak dasar dominan lompat jauh dan lompat
jangkit seperti pada gambar formasi 28 di bawah ini
Gambar 28. Penataan Ban Sepeda dan Kardus
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
71
C. Penataan Alat Untuk Aktivitas Gerak Dasar Lompat Tinggi
Aktivitas gerak dasar lompat tinggi dapat dilakukan tanpa
menggunakan alat atau dengan menggunakan alat yang sederhana
sekalipun. Garis yang ditorekkan di atas lantai atau tanah dapat digunakan
untuk melakukan aktivitas gerak dasar lompat tinggi, tapi pada tataran yang
sangat mendasar. Sedangkan untuk tataran lebih lanjut keberadaan alat
bantu yang menampilkan ketinggian, akan lebih menarik atau merangsang
siswa untuk melewatinya.
Alat bantu yang sederhana dan praktis adalah berupa tali yang dapat
dipegang siswa untuk direntangkan dengan berbagai ketinggian. Untuk yang
lebih aman lagi adalah karet gelang yang diruntun/dianyam, atau dengan
menggunakan karet elastis yang dapat direntang dipegang atau dikaitkan ke
suatu tiang.
Pada gambar 29 di bawah ini diperlihatkan aktivitas gerak dasar lompat
tinggi dengan jalan melompati karet elastis yang dipegang oleh siswa dengan
berbagai ketinggian. Agar lebih menarik dan variatif boleh juga dilakukan
sambil bermain dan bernyanyi.
Gambar 29. Tali atai Karet Elastis Yang Direntangkan.
(Sumber: Kazenbogner 1996)
Untuk pembelajaran gerak dasar lompat tinggi yang dapat melibatkan
siswa lebih banyak atau agar siswa lebih sering terlibat dalam aktivitasnya FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
72
adalah dengan menggunan kardus-kardus bekas dengan bilah bambu di
atasnya. Dengan menggunakan alat-alat bantu tersebut, ketinggian mistar
dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa yaitu dengan menambah
kardus ke kardus lainnya. Hal lain yang menguntungkan adalah siswa tidak
merasa takut pada rintangan yang harus dilompatinya. Dengan
menggunakan bilah bambu dan kardus tersebut, ketinggian dapat diatur
setinggi satu kardus, dua kardus, tiga kardus bahkan dapat lebih.
Ragam ketinggian yang disediakan tersebut adalah guna memberikan
kesempatan pada seluru siswa sesuai dengan kemampuannya masingmasing dipersilahkan untuk memilih ketinggian yang diinginkan dan
disesuaikan dengan kemampuannya.
Sementara alasnya dengan ketinggian tersebut masih cukup aman
namun harus terkendali, sehingga belum perlu menggunakan matras.
Gambar 30. Sarana Lompat Tinggi Dengan Kardus dan Bilah Bambu
(Kreasi Yoyo Bahagia)
Sarana lompat tinggi dapat juga menggunakan tiang lompat tinggi mirip
yang standar yang dibuat dari kayi atau bambu.
Gambar 31. Standar Lompat Tinggi Modifikasi
(Kreasi Yoyo Bahagia)FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
73
Namun dengan menggunakan sarana seperti itu (gambar 31), ada
kelemahannya antara lain bahwa siswa yang sudah tidak dapat melewati
suatu ketinggian, dia harus berhenti atau menunggu, karena gilirannya hanya
seorang-seorang. Artinya banyak waktu terbuang karena menunggu giliran.
Jadi pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan tiang standar,
ditinjau dari aktivitas waktu belajar siswa adalah kurang efisien.
Kalau memiliki fasilitas yang cukup lengkap misalnya punya tiang standar,
ada matras yang cukup, serta ada box maka aktivitas lompat tinggipun dapat
divariasikan seperti pada gambar 32.
Woow ?
Gambar 32. Fasilitas Lompat Tinggi Modifikasi
Dengan fasilitas tersebut peserta didik akan terangsang untuk
mencoba melompati ke atas matras melalui tiga box yang di pasang. Sudah
dapat dibayangkan, mereka akan merasakan lompatannya yang jauh lebih
tinggi.
D. Penggunaan Alat Bantu Untuk Aktivitas Pembelajaran
Lompat Galah Sederhana
Gerak dasar lompat galah seperti menggantung, mengayun dan
menarik, membalik dan mendarat, dapat dilakukan di ruangan senam atau di FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
74
taman sekalipun yaitu dengan menggunakan seutas tali yang di ikatkan pada
balok di atas bangunan atau pada dahan pohon.
Tambang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas menggantung dan
mengayun yang sangat menarik bagi anak-anak. Dengan dipasang begitu
saja, pasti akan selalu ada yang menggunakan untuk mengayun dengan
berbagai atraktif yang mereka perlihatkan.
Gambar 33. Sarana Lompat Tinggi Galah
(Sumber: Kazenbogner 1966)
Pada gambar 33, terlihat seorang siswa sedang melakukan gerakan
mengayun atau bergelantung dari atas sebuah bangku mencoba pindah ke
atas tempat yang lebih tinggi.
Gambar 34. Menggelantung Pada Seutas TaliFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
75
Sedangkan pada gambar 34, seorang siswa bergelantung pada tali
kemudian mendorong tembok dengan kakinya sehingga dapat mengayun
kearah yang berlawanan dan mendarat di atas matras dan mereka dapat
berkompetisi, seberapa jauh mereka dapat mendarat di matras tersebut.
Ganbar 35. Mengayun Berpindah Tempat
Ganbar 36. Mengayun, Membalik dan Mendarat di Atas Matras
Kegiatan pada gambar 36 terlihat sudah lebih sulit, karena sebelum
mendarat harus melewati tali yang direntang dulu sambil berusaha membalik,
sehingga mendaratnya membelakangi arah ayunan.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
76
Kegiatan bergelantung atau mengayun seperti pada contoh-contoh di
atas sangat menarik bagi siswa, yang pada hakekatnya aktivitas tersebut
merupakan langkah ke arah pembelajaran lompat tinggi galah.
Kegiatan lain yang sudah lebih mengarah kepoada lompat galah
adalah aktivitas menelompat dengan menggunakan tongkat seperti
diperlihatkan pada gambar-gambar di bawah ini. Untuk aktivitas
menggunakan tongkat tersebut, siswa terlebih dahulu harus diberi penjelasan
tentang cara memegang, ketinggian pegangan, jarak pegangan antara kedua
tangan seperti pada gambar 37 di bawah ini.
Gambar 37. Cara Memegang Tongkat
Selanjutnya setelah mengetahui dan mengerti tentang cara memegang
tongkat, siswa difasilitasi untuk merasakan menggantung pada tongkat dan
merasakan adanya keseimbangan serta gaya-gaya kemana tongkat itu akan
jatuh, dan ia harus dapat mengantisipasi agar dapat mendarat dengan ke dua
kakinya. Kegiatan tersebut terlihat seperti pada gambar 38FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
77
Gambar 38. Menggatung Pada Tongkat
Dengan menggunakan tongkat pramuka dan kardus bekas di
lapangan, gerak dasar lompat galahpun dapat dilakukan, seperti terlihat pada
gambar 36 di bawah ini.
Gambar 39. Sarana Lompat Tinggi Galah
(Sumber: Kazenbogner 1966))
Dengan bimbingan dan pengawasan yang lebih cermat dan telaten,
anak-anak yang lebih terampil dan punya keinginan lebih, dapat diarahkan
dan diberi kesempatan untuk melakukan gerak-gerak dasar lompat galah
yang mendekati pada rangkaian gerak yang sebenarnya yaitu dengan
menggunakan awalan terlebih dulu seperti terlihat pada gambar 40 di bawah
ini.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
78
Gambar 40. Cara memegang dan Membawa Tongkat (galah)
Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk mencoba menanamkan
(plant) tongkat ke bak pasir dengan di awali awalan lari pelan seperti pada
gambar 38 di bawah ini.
Gambar 41. Mananamkam Tongkat ke Bak Pasir
Selanjutnya setelah tongkat tertanam, siswa mencoba mengayun dan
menggantung pada tongkat tersebut. Pada ketinggian pegangan yang tidak
terlalu tinggi, gerakan tersebut dapat dilakukan dengan aman dan mereka
biasanya mulai merasakan keindahan serta kesenangan yang semakin tinggi.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
79
Gambar 42. Mengayun dan Menggatung Pada Tongkat
Setelah gerak mengayun dan mennggatung, rangkaian selanjutnya adalah
gerak mendarat. Usahakan mendarat dengan ke dua kaki tanpa melepaskan
tongkat karena dapat digunakan sebagai keseimbanngan saat mendarat,
seperti gambar 43.
Gambar 43. Mendarat Di Pasir Dengan Dua Kaki
Bila mereka telah berani melakukan gerakan seperti pada gambar 42
dan 43, hal tersebut dapat digambarkan atau sebagai indikasi bahwa mereka
sudah masuk dalam katagori siswa-siswa yang terampil dan bukan tidak
mungkin ingin melakukan hal tersebut dimanapun pada situasi lapangan yang FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
80
berbeda sekalipun, misalnya ingin melompat parit atau berpindah tempat
seperti pada gambar 44 dibawah ini.
Gambar 44. Melompati Parit Dengan Menggunakan Tongkat
Bahkan juga dapat melompati tanaman atau pagar. Tapi dalam hal
tersebut perlu diingatkan kehati-hatian yang tinggi terutama dalam hal-hal
seperti: keamanan lahan disekitar aktivitas (rata, tidak licin, tidak terlalu
keras), ketinggian pegangan masih dalam kontrol, alas tongkat yang dapat
tertanam pada landasan (tidak akan terpeleset), sepeti pada gambar 45.
Gambar 45. Percobaan Melewati Rintangan Semak Atau Ketinggian Tanah
Selanjutnya fasilitas dan lapangan lompat jauh dapat digunakan untuk
aktivitas belajar lompat galah dengan rangkaian gerak yang lebih kompleks
lagi yaitu melewati rentangan tali atau bilah bambu, seperti pada gambar 46
dan 47.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
81
Gambar 46.
Gambar 47.
Rangkaian Gerak Dasar Lompat Galah Dengan Menggunakan TongkatFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
82
E. LATIHAN________________________________
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas
kerjakanlah latihan berikut !
1. Alat dan perlengkapan modifikasi apa saja yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi aktivitas pembelajaran gerak
lompat?
2. Apa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat bantu
yang sederhana tersebut?.
3. Gerak dasar lompat apa saja yang dapat dilakukan bila kita
menggunakan fasilitas ban sepeda bekas?
4. Bagaimana menata ban sepeda untuk aktivitas pembelajaran
gerak jauh atau lompat jangkit?
Berikan contoh minimal 5 formasi penataan.
5. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk akrivitas
pembelajaran lompat tinggi?
Berikan contoh sederhana penggunaan alat-alat tersebut
dengan formasi penataannya.
6. Apa keuntungan penggunaan alat-alat bantu sederhana itu
dalam pembelajaran lompat tinggi?
7. Apakah aktivitas gerak dasar lompat galah dapat diberikan pada
siswa?
Kalau dapat apa yang harus dijadikan pertimbangan untuk
memberikan aktivitas tersebut?
8. Alat-alat apa yang dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak dasar lompat galah?
9. Dimana saja dapat dilakukan aktivitas yang menyerupai lompat
galah dapat dilakukan?FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
83
Petunjuk jawaban latihan.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas gunakan ramburambu di bawah ini.
1. Banyak alat bantu sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk
melakukan aktivitas pembelajaran lompat. Karena pada
hakekatnya gerak melompat adalah adalah gerakan menonak
dengan satu kaki atau dua kaki dan mendar dengan kaki yang
sama atau berbeda atau mendarat dengan bagian badan
lainnya.
2. Alat-alat bantu sederhana mempunyai banyak keunggulan bila
dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran atletik terutama
aktivitas lompat, baik ditinjau dari sisi kemudahan, keamanan,
kemanfaatan maupun dari sisi pengadaan dan pemeliharaan.
3. Aktivitas melompat dapat dilakukan untuk ketinggian atau untuk
jauhnya lompatan. Lompat didominasi oleh kegiatan tungkai
atau kaki, jadi dengan ban sepedapun banyak aktivitas
melompat dapat dilakukan.
4. Lompatan horizontal dapat lebih banyak memanfaatkan alat-alat
bantu yang rendah, jenis lompat-lompatpun banyak ragamnya
sehingga penataan alatpun sangat variatif.
5. Lompat tinggi artinya melompat untuk ketinggian. Artinya harus
ada rintangan untuk dilompati agar terkesan terjadi lompat ke
arah ketinggian atau melompati/melewati ketinggian tertentu
dengan tolakan satu kaki dan mendarat dengan kaki yang sama
atau mendarat dengan kaki yang berbeda.
6. Dengan alat bantu sederhana keragaman potensi atau
kemampuan siswa baik secara fisik maupun secara psikologis
dapat difasilitasi dengan penataan ketinggiannya, atau
rentangan mistar atau tali yang dibuat panjang atau jauh.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
84
7. Gerak mengayun atau menggantung bagi anak-anak adalah
sesuatu yang menarik dan mengasyikkan. Melompati sesuatu
ketinggian dengan menggunakan alat sebagai pengungkit atau
pengayun adalah sesuatu yang menantang. Segi keamanan
dan keselamatan sudah barang tentu adalah hal utama yang
harus dipertimbangkan.
8. Alat sebagai pengungkit atau yang dapat digunakan untuk
mengayun atau bergelantung dapat digunakan.
9. Lompat galah sebaiknya dilakukan ditempat lompat galah yang
beralaskan matras busa empuk. Tapi pada tataran yang relatif
rendah dan aman, fasilitas lainpun dapat dimanfaatkan untuk
aktivitas dasar lompat galah, dengan pertimbangan lahan untuk
menanamkan galah (plant) aman dalam arti kata tidak
menyebabkan tumpuan bergeser atau terpeleset.
F. RANGKUMAN
Nomor lompat dalam atletik ditinjau dari aktivitas gerak dan tujuan
geraknya dapat digolongkan ke dalam lompat horizontal dan lompat vertikal.
Lompat horizontal didominasi oleh pembentukan kecepatan horizontal yang
maksimal sehingga dapat menghasilkan lompatan yang jauh. Sedangkan
lompat vertikal kecepatan horizontal akan dialihkan ke arah vertikal dengan
menggunakan tungkai atau galah sebagai pengungkit sehingga badan akan
dilontarkan ke arah vertikal dan menghasilkan lintasan parabola ke arah
vertikal untuk mencapai suatu ketinggian.
Dari karakteristik gerak tersebut, banyak formasi serta variasi gerak
dasar lompat horizontal maupun lompatan vertikal dengan menggunakan dan
menata alat-alat bantu yang sangat sederhana. Ban sepeda, bilah bambu,
kardus bekas, tongkat pramuka, tambang, dll dapat digunakan untuk
pemelajaran gerak dasar lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, maupun
lompat tinggi galah. Dengan mengatur jarak serta ketinggian yang bervariasi,
peserta didik dapat memilih sendiri penataan formasi yang mana yang FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
85
sekiranya sesuai dengan kemapuannya. Dengan pemahaman yang sudah
lebih dalam, maka dapat diambil suatu kesimpulan sendiri bahwa benar latalat bantu yang sederhana tersebut dapat memfasilitasi terjadinya aktivitas
pemelajaran gerak dasar lompat horizontal dan lompat vertikal denngan
volume dan intensitas yang tinggi.
G. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar.
1. Perlengkapan yang sederhana dibawah ini dapat digunakan untuk
aktivitas pemelajaran lompat horizontal.
a. Tongkat pramuka.
b. Tali yang digantung
c. Ban sepeda bekas
d. Tali elastis.
2. Sedangkan perlengkapan yang dapat digunakan untuk aktivitas
pemelajaran lompat vertikal adalah:
a. Tongkat pramuka.
b. Bilah bambu
c. Kardus bekas
d. Ban sepeda bekas.
3. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan ban-ban sepeda
bekas dalam aktivitas pemelajaran lompat horizontal adalah:
a. Mudah ditata.
b. Jaraknya dapat diatur dan disesuaikan dengan kemampuan dan
kondisi siswa.
c. Tidak membahayakan siswa.
d. Semuanya benarFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
86
4. Fasilitas lompat tinggi dengan menggunakan bilah-bilah bambu yang
diletakkan di atas kardus meliki berbagai kelebihan dibanding dengan
menggunakan tiang tompat tinggi dengan mistarnya, antara lain:
a. Ketinggian mistar atau rintanngan untuk dilompati dapat
dipasang
sekaligus untuk beberapa ketinggian.
b. Dapat mengurangi rasa takut siswa.
c. Dapat memfasilitasi hampir seluruh kemampuan siswa
d. Semua benar.
5. Untuk menghasilkan lompatan horizontal yang optimal sebaiknya
dilakukan hal-hal seperti berikut:
a. Berlari saat melakukan awalan seoptimal mungkin
b. Jarak awalan lari sejauh mungkin
c. Jarak awalan jangan terlalu jauh
d. Menolak di papan tolak sekuat-kuatnya.
Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian
cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
akhir modul ini, hitung jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda dalam mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan
rumus penghitungan yang ada di bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali
80 % - 90 % = Baik
70 % - 80 % = Sedang
>70 % = KurangFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
87
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGEMBANGAN FASILITAS DAN PERLENGKAPAN
ATLETIK UNTUK PEMBELAJARAN NOMOR LEMPAR.
A. Fasilitas dan Perlengkapan Pembelajaran Nomor Lempar
Fasilitas dan perlengkapan untuk pemelajaran nomor lempar lebih
spesifik dibanding dengan fasilitas dan perlengkapan pemelajaran nomor lari
dan lompat. Seperti halnya nomor lompat, nomor lemparpun dapat di
bedakan menurut karakteristik gerak yang dimiliki pada nomor lempar
tersebut.
Ada nomor lempar dengan gerak linier dan ada nomor lempar yang
masuk ke dalam katagori gerak rotasi atau sirkuler. Yang termasuk dalam
katagori gerak linier adalah lempar lembing dan tolak peluru, dimana alat
yang dilempar diakibatkan oleh gerak dan kecepatan linier yaitu gerak atau
kecepatan yang berada dalam satu garis lurus. Agar hasil lemparannya jauh
maka kecepatan awalan harus dibentuk seoptimal mungkin agar dapat
membangun suatu momentum/gaya yang besar.
Katagori nomor lempar berikutnya adalah nomor lempar sirkuler,
dimana awalan untuk membangun kecepatan atau untuk membangun
momentum dilakukan dengan jalan memutar atau membentuk putaran.
Semakin cepat putaran yang dilakukan, akan semakin besar gaya/momentum
yang dibentuk (gaya centrifugal).
Bila ditinjau dari berat ringannya alat yang digunakan dalam lemparan
tersebut, maka dapat juga dikatagorikan sebagai nomor lempar berat dan
lempar ringan.
Secara umum gerak melempar dapat dilakukan dengan satu tangan
atau dua tangan. Bisa dilakukan lewat atas kepala, dengan jalan dilempar,
didorong, dilontarkan, dari samping, dari bawah, dan sebagainya seperti
diperagakan pada beberapa gambar di bawah ini.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
88
Gambar 48. Gerak Melempar Lewat Atas Kepala
Gambar 49. Gerak Mendorong atau Menolak
Gambar 50.
Gerak Melempar Dari Samping Dengan Gerak Mengayun
atau Memutar (Gerak Rotasi)
Alat bantu yang dipergunakanpun dalam aktivitas pemelajaran tidak
perlu menggunakan alat standar, akan tetapi dapat menggunakan alat-alat
bantu yang sangat sederhana, namun dalam aktivitas pemelajarannya tidak FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
89
menghilangkan sedikitpun unsur-unsur gerak lempar yang diperlukan kelak
sesuai dengan tuntutan geraknya.
Berikut ini akan dipaparkan sedikit ilustrasi dari aktivitas bermain pada
anak-anak di pedesaan yang sebenarnya dapat dikatagorikan sebagai
aktivitas belajar dari alam.
Misalnya saja batu-batu kecil untuk melempar sesuatu, untuk
melempar sasaran yang agak jauh atau bahkan untuk melempar buah
buahan. Potongan kayu atau dahan kayu atau pohon ketela juga sering
dilakukan untuk melempar sesuatu. Demikian juga manakala mereka bermain
di pinggir sungai, secara sadar atau tidak mereka juga kadang berkompetisi
dengan temannya untuk melempar jauh, atau untuk dirinya sendiri saja tanpa
ditemani orang lain. Dapat juga mereka melakukan gerak melempar diatas air
dengan menggunakan pecahan genting atau batu yang pipih, sehingga
pecahan genting itu seolah dapat menapak dan melompat-lompat di atas air.
Semakin kuat melempar dengan sudut yang tipis, akan semakin laju lompatan
di atas air dengan beberapa kali lompatan yang sangat mengasikan bagi
mereka. Mereka dengan sadar atau tidak membawa dirinya untuk berpikir
dan mengadakan analisis logis yang sederhana, apa yang harus dilakukan
agar lemparannya dapat menghasilkan lompatan-lompatan yang lebih
banyak.
Mereka juga kadangkala melakukan lemparan dengan tanah liat, dan
dengan kepenasarannya kadang-kadang ikut mengasah kreativitas mereka,
misalnya saja tanah liat tersebut dipasang diujung sebuah dahan kayu yang
lentur. Kemudian melecutkan dahan kayu tersebut dan apa yang terjadi?
Hasil lemparannya sangat menakjubkan dan akan berlipat ganda jauhnya
dibanding kalau mereka melempar menggunakan kepalan tangan saja.
Mengapa bisa seperti itu? Secara tidak sadar mereka sudah terlibat dengan
mekanika gerak.
Gambaran seperti itu adalah fakta dilapangan, apa yang mereka
lakukan sebenarnya adalah fakta sebuah pembelajaran alami yang lama
kelamaan ditemukan sendiri oleh mereka. Bagaimana agar lemparannya bisa FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
90
jauh, bagai mana lemparan bisa tepat, bagaimana melemparkan benda bulat
atau pipih agar jauh, itu semua secara alamiah akan mereka dapatkan.
Contoh nyata adalah bagaimana mereka menggunakan alat bandul
atau benda bertali untuk melontar dan mengait tali layangan yang terentang di
atas, mereka sangat paham benda apa yang harus dilontarkan, sebesar dan
seberat apa benda yang akan dipakai, sepanjang apa tali yang mereka
gunakan untuk memutar benda tersebut. Dalam aktivitas pembelajar atletik,
biasanya keterampilan dasar melempar seperti contoh-contoh konkrit seperti
diuraikan di atas seringkali dilupakan oleh para guru penjas.
Dari beberapa contoh ilustrasi diatas maka tidak ada alasan bagi guru
penjas untuk dapat membelajarkan nomor-nomor lempar dalam kegiatan
atletik.
B. Alat Bantu Pemelajaran Nomor Lempar Linier.
Alat bantu untuk pembelajaran gerak dasar melempar sangat
beragam dan banyak sekali. Dapat dikatakan hampir semua bentuk benda
asal tidak terlalu berat dan tidak terlalu besar dan dapat dimanipulasi oleh
tangan manusia dapat digunakan untuk aktivitas melempar. Benda-benda
berbentuk bulat, pipih, panjang seperti : bola kasti, bola tennis, bola soft ball,
bola medisine, bola sepak, batu bulat atau pipih, bata atau pecahan genting,
tanah liat, potongan kayu, ban sepeda bekas, gulungan kertas dan
sebagainya.
Gambar di bawah ini adalah beberapa contoh alat bantu untuk
pembelajaran gerak dasar lempar linier. (Kreasi Yoyo Bahagia)
Gambar 51. Gambar 52 Gambar 53
Ban Sepeda Bekas Potongan Kayu Tiang bendera FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
91
Gambar 54. Ban Sepeda Mini Yang Dibalut Lakban
Sumber Buku :
Gambar 55. Gambar 56.
Bola Modifikasi Anyaman Bola Tenis Berekor
Gambar 57. Bola Kasti Berekor
Gambar 58. Bola-Bola Plastik Ukuran KecilFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
92
Dengan alat-alat bantu yang sangat sederhana tersebut bahkan
dengan benda-benda yang ada di sekitar kitapun gerak melempar dapat
dilakukan. Anak-anak di pedesaan lebih sering memanfaatkan benda-benda
tersebut untuk digunakan sebagai alat lempar sehari-hari sambil bermain.
Pada gambar 59 di bawah ini, potongan kayu atau potongan kayu
berekor tali rapia atau berekor kain perca dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak dasar lempar linier lewat atas kepala.
Gambar 59. Aktivitas Melempar Dengan Potongan Kayu
Bola tenis atau bola tenis berekor dapat digunakan untuk melakukan
aktivitas gerak dasar melempar lewat atas kepala (gerak lempar linier) atau
bahkan dapat dilontarkan (gerak sirkuler atau memutar/mengayun) dengan
dipegang talinya atau ekornya.
Gambar 60. Bola Tenis BerekorFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
93
Gambar 61
Sikap Gerak Melempar Lewat Atas Kepala Dengan Bola Tenis
Gambar 62
Gerak Melempar Bola Berekor Lewat Atas Kepala
Mengapa bola tenis harus dibuat berekor?
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan bola berekor tersebut,
antara lain; menambah keindahan saat meluncur di udara (apalagi kalau
ekornya warna warni, menahan laju gelundungan saat menggelinding di
tanah, tidak terlalu jauh hasil lontarannya artinya di lahan yang tidak terlalu
luaspun aktivitas melempar dapat dilakukan. Kalau ingin jauh hasil
lemparannya, maka lemparan dapat diubah dengan lontaran yaitu ekornya
dipegang kemudian diayun dan dilontarkan, maka hasil lemparannya akan FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
94
lebih tinggi dan lebih jauh, apalagi kalau sebelumnya dilakukan beberapa
ayunan dengan putaran lengan.
Aktivitas gerak melempar dengan bola berekor dapat dilakukan dengan
berbagai formasi, misalnya seperti formasi gambar 65.
Gambar 63
Aktivitas Gerak Melempar Dengan Bola Berekor
Bola medesine atau bola anyaman modifikasi yang terbuat dari kain
perca atau gulungan kertas yang dimasukkan ke dalam plastik atau kantong
keresak atau dimasukkan ke dalam bola sepak plastik.
Agar aman dan tidak cepat rusak dan tidak kemasukkan air serta rapih,
selanjutnya diberi lakban dan pada bagian luar sekali di anyan dengan tali
rapia yang rapih. Berat bola tersebut dapat di atur dengan bahan isi bola FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
95
yang dipakai. Agar berat tapi aman, gunakan kain perca, agar ringan
gunakan streriofoam.
Bola tersebut ujudnya seperti tampak pada gambar 66.
Bola tersebut dapat digunakan untuk segala jenis gerak dasar
melempar atau dengan tolakan.
Gambar 64. Bola Medisine Modifikasi Dengan Anyaman
Gambar 65. Berbagai Bola Medisine Modifikasi Dengan Anyaman
Penggunaan bola tersebut dalam kegiatan melempar atau menolak
dapat dilihat seperti pada gambar-gambar dibawah ini.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
96
Gambar 66. Gerak Menolak Sambil Duduk
Gambar 67. Gerak Menolak Sambil Berdiri
Gambar 68
Bola Medisine Modifikasi Untuk Aktivitas Gerak MenolakFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
97
Gambar 69.
Bola Medisine Modifikasi Untuk Aktivitas Gerak Melempar Dua Tangan
Gambar 70.
Melempar Dua Tangan Sambil Berdiri
Gambar 71
Aktivitas Gerak Memasukan Bola Medisine Modifikasi Ke Ban SepedaFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
98
Gambar 72
Bola Medisine Modifikasi Digunakan Untuk Aktivitas Menjatuhkan Benda
C. Alat Bantu Pemelajaran Nomor Lempar Sirkuler
Dibawah ini dipaparkan secara sepintas beberapa alat bantu yang
dapat digunakan untuk aktivitas pemelajaran gerak lempar sirkuler. Yang
termasuk dalam katagori lempar dengan gerak sirkuler adalah lempar cakram
dan lontar martil. Contoh alat bantu dan aktivitas geraknya adalah seperti
berikut.
Gambar 75. Ban Motor Atau Sepeda Mini Yang Dililit Lakban
Ban motor atau ban sepeda yang dililit dengan lakban atau dengan
kalin ini akan lebih aman digunakan dalam aktivitas pemelajaran, karena FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
99
minimal akan menutupi kawat yang muncul keluar dari ban bila ban tersebut
telah aus. Oleh karena itu sebaiknya ban yang akan digunakan dalam
aktivitas pemelajaran harus diperiksa dulu dan tidak boleh ada kewat yang
keluar dari karetnya.
Gambar 76 Ban Dalam Motor Vespa
Untuk alat lain dapat juga digunakan balam dalamnya, yang dapat
digunakan adalah bekas ban dalam motor vespa seperti pada gambar 76.
Ban tersebut dapat dilempar dengan jalan dilambungkan atau menggunakan
ayunan lengan terlebih dahulu. Aktivitasnya dapat dilakukan seperti tampak
pada gambar 76 dan 77 di bawah ini.
Gambar 78. Melemparkan Ban DalamFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
100
Gambar 80. Berbagai Gerak Melemparkan Ban Dalam
Ban dalam tersebut dapat juga diikat dengan seutas tali seperti terlihat
pada gambar 78, dan gerak melemparnyapun akan menjadi gerak lontaran
dan akan merupakan gerak dasar melontar martil seperti tampak pada
gambar 79.
Gambar 78. Ban Dalam Motor Vespa Yang Diberi Tali
Gambar 79. Melontarkan Ban Dalam Motor Vespa Yang Diberi TaliFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
101
Untuk aktiivitas pemelajaran gerak dasar lempar cakram, ban sepeda
bekas dapat digunakan. Variasi serta formasi dan target lemparan dengan
mudah dapat kita buat dan tentukan. Ini adalah salah satu upaya guru untuk
menyiasati siswa agar dapat lebih banyak melakukan aktivitas gerak dasar
lempar cakram.
Dengan menempatkan berbagai sasaran atau target yang diatur jauh
dekatnya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, maka hal tersebut akan
memotivasi peserta didik untuk beraktivitas. Dengan sasaran tersebut juga
akan membawa mereka kedalam kesungguhan gerak, dan secara tidak sadar
mereka sudah difasilitasi untuk berkompetisi dengan temannya atau bahkan
untuk melakukan gerakan yang lebih terarah lagi agar dapat mengenai
atau memasukkan ban sepeda tersebut pada target dengan lebih banyak lagi.
Pada gambar 80 di bawah ini adalah salah satu contoh aktivitas
pemelajaran gerak lempar sirkuler (gerak dasar lempar cakram) dengan
target melewati rentangan tali. Dengan rentangan tersebut maka minimal kita
sudah memulai mengarahkan lemparan ke suatu ketinggian dengan begitu
maka akan terbentuk pula sudut gerakan yang dilakukan (angle of release).
Gambar 80
Melemparkan Ban Sepeda Bekas Melewati Rentangan TaliFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
102
Gambar 81.
Melemparkan Ban Sepeda Bekas Ke Suatu Target
Gambar 82. Gerak Dasar lempar Cakram Dengan Awalan Berputar
Pada tingkatan yang masih dini sekalipun, aktivitas gerak dasar lempar
cakram denngan menggunakan putaran dapat diberikan pada peserta didik,
dan merekapun dengan senang hati akan berusaha melakukannya dan
gerakan yang lebih sulit (seperti gb 82) di atas seringkali anak-anak sudah
dapat melakukannya.
Masih banyak lagi alat-alat bantu lain yang tidak sempat dimasukan
dalam modul ini yang dapat memanfaatkan yang ada di sekitar kita atau yang
dapat kita buat sendiri. Variasi gerak melempar dengan berbagai formasi dan
posisi, dengan beragam gerak melemparnya, juga dengan mengatur volume
gerakan, intensitas gerakan, dan lain sebagainya sudah lebih dari cukup
untuk bekal para guru penjas memberikan materi aktivitas belajar melempar
dalam konteks pendidikan jasmani kelak.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
103
D. LATIHAN________________________________
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas
kerjakanlah latihan berikut !
1. Alat dan perlengkapan modifikasi apa saja yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi aktivitas pembelajaran gerak
dasar lempar?
2. Apa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat bantu
yang sederhana tersebut?.
3. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak lempar linier?
4. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak lempar sirkuler aratu gerak lempar rotasi?
5. Apa keuntungan dari alat bantu bola tenis berekor dikaitkan
dengan proses pembelajaran gerak melempar?
Dapatkah bola tenis berekor digunakan untuk penerapan
konsep gerak lempar sirkuler.?
6. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk aktivitas
pembelajaran gerak dasar tolak peluru?
Dibuat dari bahan apa saja alat tersebut akan dibuat,
Bagaimana cara membuat alat tersebut dan bagaimana supaya
aman dan tahan lama?
7. Hit to the target adalah salah satu aktivitas melempar yang
menarik. Alat bantu apa saja yang dapat digunakan untuk
aktivitas tersebut?.
Bagaimana upaya anda untuk meningkatkan atau menurunkan
tingkat kesulitan belajar dalam aktivitas ”hit to the target’.
8. Bagaimana upaya anda untuk mengarahkan agar ujud lemparan
yang dilakukan siswa mencapai sudut produkktif yang
diharapkan?.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
104
Petunjuk jawaban latihan.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas gunakan ramburambu di bawah ini.
1. Pada hakekatnya gerak melempar adalah sangat sederhana
yaitu melempar denngan satu atau dua tangan, lewat atas atau
bawah kepala, dengan gerak lemparan linier atau sirkuler.
Bentuknya bisa bulat, pipih, panjang, pendek, bert, rinngan,
besar, kecil, dll. Oleh karena itu banyak sekali benda-benda
yang dapat digunakan untuk aktivitas gerak melempar.
2. Alat-alat bantu sederhana yang dapat digunakan bermacammacam dengan pertimbangan tidak terlalu berat, tidak terlalu
besar, mudah dipegang, tidak membahaya, dll.
3. Alat yang digunakan untuk gerak lempar linier ada yang berat
dan ada yang tergolong ringan. Yang tergolong berat, gerak
lemparnya adalah dengan menggunakan teknik mendorong
sehingga alatnyapun bervariasi antara dua sampai 7 kg.
Sedang yang tergolong ringan dapat dilakukan dengan gerak
melempar lewat atas kepala dengan menggenakan satu
tanngan sehingga alatnyapun dapat bervariasi juga karena
beratnya paling berat hanya sampai 800 gram.
4. Alat bantu yang digunakan untuk aktivitas gerak lempar sirkuler
bervariasi antara 1 kg sampai dengan 7 kg, dan bentuknyapun
bisa bermacam-macam juga asal dat dikendalikan dan terkontrol
secara baik manakala dilemparkan.
5. Bola tenis berekor lebih banyak variasinya saat dilempar
dibanding dengan bola tenis biasa, misalnya saja ekor yang
agak panjang dan tebal dapat digunakan sebagai wahana untuk
menghambat lajunya gerak bola, juga akan terlihat indah saat
melayang di udara.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
105
Bila dilempar dengan jalan dipegang ekornya dengan terlebih
dahulu diawali dengan ayunan akan membangun kecepatan
bola itu sendiri saat sebelum dilempar.
6. Untuk gerak lempar yang di tolak, alatnya harus relatif agak
besar dan agak berat. Bentuknya kalau bisa bulat, untuk
pembelajaran denngan menggunkan alat modifikasi yang dapat
dibuat dari gulungan kertas atau kain perca yang dibungkus
plastik dan diperkuat dengan anyaman tali, atau dapat juga
dibuat dari adukan semen yang dimasukkan kedalam bola
plastik.
7. Untuk melempar sasaran, alat bantu yang digunakan relatif
banyak. Yang harus dipertimbangkan adalah alat itu aman
untuk si pelaku atau teman2nnya, bisa kecil atau besar, bisa
ringan atau berat tergantung jenis lemparannya dilemparkan
atau ditolak.
Untuk menurunkan atau meningkatkan tingkat kesulaitan, dapat
saja dengan jalan mengatur jarak lemparan atau bentuk sasaran
yang diperbesar atau diperkecil, dsb.
8. Agar hasil lemparan dapat mencapai sudut yang diharapkan,
maka jalan yang paling praktis adalah dengan jalan
menugaskan agar lemparannya melewati suatu ketinggian yang
ditentukan dengan rentangan tali atau dengan sasaran yang ada
di ketinggian tertentu.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
106
E. RANGKUMAN
Nomor lempar dalam atletik bila ditinjau dari berat ringannya alat dapat
dikelompokan dalam lemparan berat (tolak peluru dan lontar martil) dan
kelompok lempar ringan (lempar lembing dan lempar cakram).
Bila dikaji dari karakteristik gerak, dikelompokan ke dalam dua jenis
juga yaitu; Pertama, nomor lempar dengan gerak linier dimana lintas gerak
alat sejak awal hingga lepas dari tangan menempuh lintasan garis lurus
(lempar lembing dan tolak peluru gaya O’Bryan). Kedua, nomor gerak sirkuler
dimana lintas gerak alat sejak awal hingga lepas dari tangan menempuh
lintasan berupa lingkaran (lempar cakram dan lontar martil serta peluru
dengan awalan berputar).
Bila ditinjau dari rangkaian geraknya, secara umum dilakukan lewat
atas badan, lewat samping badan dan dari bawah ke atas, dengan jalan
dilempar, didorong atau ditolak, diayun dan dilontarkan dengan satu tangan
(lembing, cakram peluru),atau menggunakan dua lengan (lontar martil).
Dalam pemelajaran penjas, banyak aktivitas gerak melempar yang
dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu yang sederhana dan
mudah untuk dibuat, misalnya: bola tenis, bola tenis berekor, bola anyaman,
bola-bola plastik kecil dan sedang, bola-bola empuk dari kain atau sponge,
ban sepeda luar, ban dalam motor, potongan kayu, dll.
Aktivitas lemparan dapat dilakukan berpasangan, lempar tepat ke
sasaran, (menjatuhkan sesuatu /to hit the target, memasukan ban sepeda ke
tiang0, lemparan jauh, lemparan tinggi (bola tenis atau bola tenis berekor),
menggelundungkan ban sepeda dengan dilempar dai atas kepala dengan
satu atau dua tangan, dsb.
Dengan demikian maka banyak hal yang dapat dilakukanoleh guru
penjas untuk menlankan aktivitas pemelajaran gerak-gerak dasar lemparan.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
107
F. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar.
1. Alat dan perlengkapan modifikasi yang dapat digunakan dalam
aktivitas pemelajaran gerak lempar linier adalah:
a. Bola tenis, bola tenis berekor, potongan kayu.
b. Ban sepeda bekas, ban sepeda bertali, bola berekor.
c. Batu kerikil, potongan besi, peluru 4 kg.
d. Pecahan genting, tongkat pramuka, tali yang digantungkan.
2. Keuntungan yang diperoleh dari penggunan alat-alat bantu sederhana
dalam proses pemelajaran nomor-nomor lempar adalah:
a. Intensitas gerak cukup tinggi
b. Volume atau jumlah gerak melempar cukup tinggi
c. Dapat memanfaatkan lapangan atau ruangan yang tidak terlalu
luas
d. Semua benar
3. Untuk memotivasi siswa dalam aktivitas pemelajaran gerak melempar
adalah:
a. Aktivitas melempar sasaran.
b. Melempar menjatuhkan sesuatu
c. Melempar menjatuhkan koran yang dipasang diatas rentangan
tali
d. Semua benar
4. Tugas gerak melempar agar diperoleh sudut lemparan yang
diharapkan ialah;
a. Menempatkan sasaran lempar dengan ketinggian rentangan tali
b. Menempatkan sasaran dengan rentangan tali di tanah
c. Menempatkan sasaran cukup jauh
d. Menjatuhkan suatu benda sebagai sasaran lempar.FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
108
5. Kelebihan bola berekor dari bola tenis biasa untuk aktivitas
pemelajaran lempar adalah:
a. Mudah dibuat.
b. Ada keindahan saat dilemparkan
c. Tidak memerlukan lapangan luas
d. Semua bena
Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian
cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
akhir modul ini, hitung jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda dalam mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan
rumus penghitungan yang ada di bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali
80 % - 90 % = Baik
70 % - 80 % = Sedang
>70 % = KurangFASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
109
KUNCI JAWABAN
Untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam mempelajari materi dalam
kegiatan ini, cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban di bawah ini,
hitung jawaban anda yang benar, gunakan rumus penghitungan yang ada di
bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali
80 % - 90 % = Baik
70 % - 80 % = Sedang
>70 % = Kurang
KEGIATAN 1 KEGIATAN 2 KEGIATAN 3
1. d 1. c 1. a
2. a 2. a 2. d
3. a 3. d 3. a
4. a 4. d 4. a
5. a 5. a 5. d
Modifikasi Permainan >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Modifikasi Permainan >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Modifikasi Permainan >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK DV